Waspada! Siklon Tropis Seroja Pengaruhi Gelombang Laut di Selatan Jatim

Kamis, 08 April 2021 – 17:02 WIB
Petugas BMKG mengamati pergerakan siklon tropis Seroja melalui citra satelit Himawari di Stasiun Klimatologi BMKG Karangploso, Malang, Jawa Timur, Selasa (6/4/2021). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/aww.

jpnn.com, SURABAYA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak, Surabaya mengingatkan warga Jawa Timur khususnya nelayan tradisional mewaspadai dampak siklon tropis Seroja yang sebelumnya menerjang Nusa Tenggara Timur (NTT).

Menurut Kepala BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya Taufiq Hermawan, siklon tropis Seroja ikut memengaruhi kondisi cuaca di Jawa Timur (Jatim).

BACA JUGA: Dihantam Gelombang dan Badai Siklon Tropis Seroja, Sejumlah Kapal Rusak dan Karam

"Tentu berdampak, tetapi tidak secara langsung seperti saudara kita di NTT," ujar Taufiq Hermawan, Kamis (8/3).

Dia mengatakan dampak siklon tropis Seroja dipengaruhi oleh pergerakannya. Namun, saat ini posisinya sudah bergerak menjauh dari Indonesia.

BACA JUGA: Tante S Sudah Lama Dipantau, Kali Ini Tak Bisa Mengelak, Simak Pengakuannya

Taufik menyebut posisi siklon tropis Seroja saat ini di koordinat 112 BT-16,3 LS, tepatnya di Samudra Hindia Selatan Jatim. Dampaknya dapat dirasakan pada cuaca di Surabaya dan Sidoarjo.

"Surabaya hujan lebat sore hingga petang. Sidoarjo nanti bisa kita rasakan ada angin kencang yang berembus. Ini dampak yang tidak langsung," kata Taufik.

BACA JUGA: Tim KPK Sudah Beberapa Hari Bergerak di Jatim, Siapa Disasar?

Sedangkan di wilayah perairan, dampaknya berupa gelombang tinggi yang sangat signifikan.

Setidaknya ada 14 wilayah kemaritiman di Jatim, khususnya di wilayah Perairan Samudra Hindia Selatan Jatim tinggi gelombang lautnya meningkat.

"Secara garis besarnya di bagian utara bisa mengalami kenaikan satu sampai dua meter. Di selatan Jatim dan Samudra Hindia Selatan Jatim kenaikan gelombang cukup signifikan, empat sampai enam meter," ucap Taufik.

Oleh karena itu, BMKG mengingatkan kepada nelayan tradisional untuk meningkatkan kewaspadaan. Sebab, kondisi gelombang tinggi diprediksi masih akan berlangsung hingga 2-3 hari ke depan.

"Walaupun siklon ini sudah menjauh tetapi kekuatannya masih tetap kuat sehingga dampak tidak langsungnya masih bisa kita rasakan," ujar Taufiq. (mcr12/jpnn)


Redaktur & Reporter : Arry Saputra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler