Waspada, Suhu Politik Diperkirakan Mulai Memanas di 2022

Rabu, 05 Januari 2022 – 21:57 WIB
Pengamat Intelijen dan Pertahanan Ngasiman Djoyonegoro. Foto: Ist for jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Suhu politik di dalam negeri diperkirakan mulai memanas memasuki 2022, jelang pelaksanaan Pemilu 2024.

Menurut pengamat intelijen, pertahanan dan keamanan Ngasiman Djoyonegoro, kondisi yang ada perlu diwaspadai.

BACA JUGA: Muhaimin Ajak Anies dan Erick Bergabung ke PKB, Pengamat: Basa-basi Politik

Dia menilai Indonesia perlu memperkuat intelijen digital.

"Meskipun tidak ada pilkada sepanjang tahun ini, ada sejumlah hal yang patut diwaspadai," ujar Simon, sapaan akrab Ngasiman Djoyonegoro, ketika dihubungi, Rabu (5/1).

BACA JUGA: Presiden Jokowi Bagi-bagi Sembako, Ada yang Kecewa, Sebagian lain Merasa Kasihan

Dia kemudian menyebut beberapa hal yang patut diwaspadai.

Mulai dari persaingan politik antarpartai, suhu politik yang akan memanas karena pergantian kepala daerah dengan pejabat sementara dari Kementerian Dalam Negeri di sejumlah daerah, serta mulai digodoknya politik populisme oleh para pendukung.

BACA JUGA: Alun-alun Utara Yogyakarta Terjual di Laman Nextearth, Pemprov Menanggapi Begini

Pergantian kepala daerah dengan pejabat sementara merupakan isu yang hangat dibicarakan oleh masyarakat menjelang pemilu dan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak pada tahun 2024.

Isu ini menjadi hangat karena terdapat wacana anggota TNI dan Polri yang masih perwira aktif dapat mengisi posisi pejabat sementara hingga pemilihan 2024 terlaksana.

Selain itu, penguatan intelijen juga penting untuk mengawal kematangan transformasi digital di Indonesia sebagai dampak dari pandemi COVID-19.

Kematangan transformasi digital diikuti dengan kematangan ancaman yang mengiringinya.

"Pencurian data pribadi, rekrutmen terorisme secara daring, hingga penyerangan siber yang akan makin intensif dan meluas spektrumnya pada tahun 2022," ucapnya.

Simon juga berpandangan penguatan intelijen penting untuk menjaga integritas nasional.

Sejumlah lembaga global dan nasional melaporkan terdapat peningkatan ketimpangan sosial selama pandemi COVID-19.

Ketimpangan tersebut mencerminkan polarisasi tingkat ekonomi masyarakat.

"Dikhawatirkan situasi ini akan dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk memecah belah bangsa Indonesia," tutur Simon.

Isu strategis lain yang menjadi momentum penguatan intelijen adalah kemungkinan instabilitas yang akan terus berkembang berbasis pada analisis dampak COVID-19.

Pandemi yang melanda selama dua tahun ini telah berhasil menunjukkan kelemahan berbagai negara, bahkan negara adidaya.

"Antisipasi serangan terhadap pertahanan negara di dunia siber akan menjadi tren ke depan."

"Aktor-aktor negara dan non-negara berlomba melakukan serangan demi mengumpulkan uang untuk mendukung operasi mereka, bisa terorisme, senjata pemusnah massal atau peperangan," kata Simon.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler