jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane mengatakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di hari pelaksanaan pilkada serentak 2018, Rabu (26/6), diperkirakan relatif aman dan kondusif.
Namun demikian, Neta mengungkapkan ada dua hal yang patut diantisipasi jajaran kepolisian, yakni ancaman serangan teror balas dendam dari pengikut Jamaah Ansharut Daulah (JAD) pimpinan Aman Abdurahman dan ancaman konflik pascahari pencoblosan.
BACA JUGA: Pakde Karwo Minta Quick Count di Pilkada Serentak Dibatasi
"Berdasar pemantauan IPW, ada sejumlah daerah yang patut dicermati polisi pascapencoblosan, yakni Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua dan Sumatera Utara," kata Neta, Selasa (26/6).
Di sisi lain, Neta menambahkan, pascavonis mati terhadap Aman Abdurahman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, para pengikutnya selalu berusaha melakukan serangan teror sebagai aksi balas dendam terutama di hari pencoblosan.
BACA JUGA: 27 Juni Libur Nasional, Agar Pemilih gak Repot
Menurutnya, Polri sudah membersihkan kantong-kantong maupun sel tidur terorisme pascakerusuhan Rutan Brimob. "Tapi diharapkan kepolisian jangan lengah karena para teroris selalu berusaha mencari peluang untuk menebar aksinya," ujar Neta.
BACA JUGA: Jelang Pilgub Jatim, Ribuan Warga Buat KTP
Dari pantauan IPW, eskalasi energi politik masyarakat terjadi di sejumlah wilayah, eskalasi tertinggi terlihat di Jabar, Sulsel, Maluku, Papua, dan Sumut. Sehingga hal ini membuat situasi kamtibmas relatif panas menjelang pilkada ini.
Memang hingga saat ini konflik masih terjadi sebatas di media sosial. Perang di medsos pun hanya sebatas peperangan udara dan belum menyentuh darat.
Namun situasi itu tetap harus diantisipasi, terutama saat penghitungan suara dan pengumuman pemenang pilkada. "Karena dikhawatirkan muncul pihak pihak yang tidak merasa puas dan melakukan protes serta melakukan aksi anarkis di lapangan," jelasnya.
Dalam mengantisipasi situasi ini jajaran kepolisian diharapkan menekankan sikap profesional, proporsional dan independen serta tegas. "Sehingga potensi konflik bisa segera dicegah dan tidak melebar menjadi kekacauan yang mengganggu kedamaian pilkada," kata Neta. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Mengendus Rencana Mobilisasi Masa pada 27 Juni
Redaktur & Reporter : Boy