jpnn.com - JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan bahwa arus mudik dan balik Lebaran tahun ini lebih merata. Sehingga lalu lintas tidak sepadat tahun lalu. Namun, arus balik edisi kedua diprediksi terjadi akhir pekan ini. Hal itu seiring dengan berakhirnya momen libur panjang.
Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daops I Sukendar Mulya memperkirakan puncak arus balik kedua terjadi Sabtu (17/8) dan Minggu (18/8). Sebelumnya puncak arus balik pertama penumpang ka terjadi Sabtu (10/8), Minggu (11/8), dan Senin lalu (12/8).
BACA JUGA: Meneg BUMN Surati PN Medan dan Kapolri
Ramainya arus balik menggunakan KA terlihat dari 32 rangkaian KA yang tiba di Jakarta setiap harinya. Setiap hari setidaknya ada 18 ribu penumpang yang kebanyakan datang dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Gelombang arus balik diperkirakan masih terjadi hingga Minggu mendatang," kata Sukendar.
Dari Pelabuhan Merak-Bakaheuni hingga H+5 Lebaran kemarin, tercatat arus balik penumpang mencapai 81.954 orang, 8.851 unit motor, dan 8.625 unit roda empat atau lebih. "Jumlah itu yang diseberangkan dari Sumatera ke Jawa dengan 28 kapal, yang beroperasi sebanyak 100 trip," ujar Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry Christine Hutabarat.
BACA JUGA: Standarisasi Gaji Mulai Meninggalkan Ijazah
Pemudik yang kembali ke Jawa melalui Bakauheni sebanyak 350.837 orang atau baru 62 persen dibanding saat arus mudik dari Merak. "Baru sebagian pemudik yang kembali, masih akan terjadi hingga akhir pekan," sebutnya.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menilai arus mudik dan balik berjalan lebih merata. "Kalau tahun-tahun sebelumnya jumlah kendaraan di jalur pantura (pantai utara, Red) bisa mencapai lima kali lipat dibanding hari-hari biasanya, pada Lebaran kali ini diperkirakan paling tinggi hanya tiga kalinya dan untuk jalur selatan diperkirakan hanya 2,5 kali," ujarnya.
BACA JUGA: Rudi Pegang Rekor Tangkapan KPK
Kendaraan pada arus mudik dan balik tahun ini merata di jalur pantura, selatan, dan tengah. Banyak hal yang membuat angkutan Lebaran tahun ini berjalan lebih lancar. Di antaranya, cuti bersama lebih panjang sehingga banyak yang mulai mudik jauh-jauh hari.
Sementara itu, polisi bertindak lebih tegas dengan memperbanyak tilang dan teguran kepada pelanggar lalu lintas selama masa mudik dan balik. Hasilnya, angka kecelakaan bisa ditekan meski tidak signifikan.
Hingga hari ke-13 Operasi Ketupat tahun ini, Mabes Polri mencatat 630 nyawa melayang dalam 2.826 kasus kecelakaan lalu lintas di seluruh Indonesia. Jumlah itu turun dibanding periode yang sama tahun lalu. Yakni, 683 tewas dalam 3.927 kejadian kecelakaan.
Kabagpenum Divhumas Mabes Polri Kombespol Agus Rianto mengungkapkan, pihaknya menggunakan segala cara yang mungkin untuk menekan angka kecelakaan. Misalnya, mengimbau pemudik untuk tidak menggunakan motor.
Imbauan itu langsung direspons Kemenhub maupun institusi swasta dengan menggelar mudik gratis plus mengangkut motor para pemudik. Cara tersebut membuat jumlah motor yang beredar di jalur mudik berkurang.
Polisi juga menggelar razia besar-besaran terhadap para pelanggar lalu lintas demi mengurangi angka kecelakaan. Selama ini lebih dari 95 persen penyebab kecelakaan adalah pelanggaran lalu lintas. (wir/byu/c9/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DIM RUU Perawat Masuk DPR
Redaktur : Tim Redaksi