Waspadai Sapi Antraks Jelang Iduladha

Jumat, 04 Oktober 2013 – 02:55 WIB

jpnn.com - MAKASSAR -- Beberapa hari menjelang Hari Raya Iduladha, warga diimbau waspada dan teliti terhadap sapi yang akan dipakai kurban. Penyakit yang paling rawan diidap sapi adalah antraks.

Apalagi, dengan banyaknya pemasok dari daerah. Tidak semua sapi bisa dijamin kesehatannya yang masuk ke Makassar. Oleh karena itu, warga diimbau untuk mengecek sapi yang akan dikurbankan. Salah satu caranya dengan melihat surat keterangan sehat.

BACA JUGA: Kemenakertrans Target Ciptakan 1.200 Montir Motor

Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Peternakan (DKP3) Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Abd Rahman Bando mengatakan, memang banyak sapi yang patut diwaspadai menjelang Iduladha. Pasalnya, banyak pemasok daerah yang tidak melaporkan sapi yang mereka bawa ke DKP3.

"Tidak semua hewan kurban diperiksa kesehatannya. Banyak yang menjual di wilayah yang tidak terjangkau. Ada juga membeli lewat calo, sapinya datang malam lebaran," ujar Rahman kepada FAJAR (JPNN Group), Kamis (3/10).

BACA JUGA: Dahlan Iskan Larang BUMN Ikut Tender di Akhir Tahun

Memang, kata dia, saat ini pihaknya rutin melakukan pengawasan kesehatan hewan kurban. Mereka keliling melakukan pemeriksaan semua hewan yang dijajakan oleh pengusaha. Saat ini, kata dia, DKP3 melakukan pemeriksaan kesehatan secara mobile.

"Dokter kami keliling ke pedagang-pedagang sapi. Selain itu, kami juga memberikan pembinaan. Namun sapi-sapi yang dijual di pinggir jalan protokol tidak diperiksa kesehatannya," imbuh Rahman.

BACA JUGA: Dahlan Iskan Larang Perusahaan BUMN Ikut Tender di Akhir Tahun

Ia mengatakan, pedagang sapi yang menjadikan jalanan sebagai lahan berjualan, tidak akan mendapatkan surat keterangan sehat untuk sapi yang mereka jual. Alasannya, kehadiran mereka mengotori kota sehingga tidak prokebersihan.
DKP3, kata dia, hanya akan memeriksa sapi yang ada di Rumah Potong Hewan (RPH) dan sapi yang pengusaha yang memiliki kandang khusus.

Rahman mengimbau masyarakat agar tidak membeli sapi di pinggir jalan karena jika itu dilakukan, maka sama saja dengan mendukung pengusaha mengotori kota. Dipastikan, sapi mereka tidak akan mendapatkan surat keterangan sehat.

"Kita mengimbau masyarakat. Kalau sapi yang dijual tidak memiliki surat keterangan sehat, maka jangan dibeli. Pengusaha dan warga diimbau untuk melaporkan hewan kurban mereka. Kami akan turunkan memeriksa kesehatan sapinya secara gratis," tandas Rahman.

Terpisah, Dirut RPH Antang, Sudirman Lanurung, mengatakan, semua sapi yang datang ke Makassar, khsusunya yang melalui RPH, sudah diperiksa kesehatannya. Sejak September, pemeriksaan sudah dilakukan. Ada dokter hewan yang disiagakan untuk mengawasi sapi-sapi yang masuk.

Sapi dari daerah, diperiksa kesehatannya lalu dikandang. Selanjutnya, pada H-7, tim terpadu akan turun lagi melakukan pemeriksaan. Ia mengaku, sampai saat ini belum ada sapi yang terkena antraks yang masuk ke RPH Antang. Pasokan sapi di RPH kebanyakan berasal dari Bone, Sinjai, Jeneponto, dan Soppeng.

"Kalau yang dari Maros, ada RPH-nya juga di sana. Sapi yang tidak melewati RPH itu yang harus diawasi," katanya.  Menurutnya, hingga kini, sapi yang masuk ke RPH telah mencapai 2000-an ekor. (zuk/sil)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dahlan Iskan Cek Kabar Dirut Sucofindo Tersangka


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler