jpnn.com, JAKARTA - Pementasan wayang yang terbuat dari pelat baja lapis zinc-alumunium atau nexalume pertama kali digelar di Indonesia.
Wayang nexalume yang dimainkan oleh Ki Sih Agung Prasetya itu dipentaskan di Studio Mendut, Magelang, Jawa Tengah.
BACA JUGA: Melestarikan Wayang dan Tradisi Indonesia Melalui Platform Digital
Karya seni itu hasil inovasi seorang seniman asal Magelang bernama Sujono Keron. Menurutnya, ide membuat wayang tersebut muncul setelah mendapat tawaran membuat seni instalasi luar ruangan dari rekannya.
Kala itu, dia diminta membuat wayang yang kuat terhadap cuaca dan juga tahan karat guna menghiasi objek wisata edukasi di wilayahnya.
BACA JUGA: British Museum Pamerkan Wayang dan Topeng Indonesia Koleksi Eks Bos Kolonial
"Nexalume tidak akan keropos meski diterjang panas ataupun hujan sepanjang hari. Setelah disetujui, saya membuat 100 tokoh wayang dan satu gunungan dari kisah Mahabharata dari nexalume ini," kata Sujono dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/3).
Selama ini, Sujono memang sudah cukup akrab dengan kreasinya. Dia mengaku, sejak 2015 lalu, pelat yang biasanya digunakan sebagai material bangunan seperti atap, talang dan cladding/penutup dinding itu, diolah menjadi berbagai karya seni.
BACA JUGA: Wayang Kulit Memudahkan Sosialisasi Empat Pilar MPR
Sujono kini mengajarkan keterampilannya kepada generasi muda di desanya. Keterampilan mengolah nexalume menjadi aneka kerajinan itu diharapkan dapat membantu mereka untuk meningkatkan perekonomian mereka di tengah pandemi seperti sekarang ini.
“Selama ini saya mendidik generasi muda di sekitar kampung saya untuk membuat kerajinan dari nexalume agar nantinya mereka juga bisa berkreasi sendiri sehingga mampu meningkatkan perekonomi mereka,” terang Sujono.
Upaya Sujono rupanya mendapatkan apresiasi dari PT Tata Metal Lestari selaku perusahaan pelapisan pelat baja lapis anti karat pemegang merek dagang nexalume.
Pementasan wayang nexalume dihelat untuk memberikan ruang bagi kegiatan kesenian agar terus dapat berjalan pada masa pendemi. (ddy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian