jpnn.com, JAKARTA - Praktisi Pendidikan Anak Weilin Han optimistis Mendikbud Nadiem Makarim bisa membawa perubahan. Dia yakin sektor pendidikan ke depannya lebih bagus.
"Penunjukan Mas Nadiem sebagai mendikbud membuat saya terkejut dan optimistis. Saya optimistis Mas Nadiem akan menbawa anak-anak berubah agar tidak tertinggal. Karena Mas Nadiem mengantisipasi perubahan," kata Weilin, usai memberikan paparan dalam bincang edukasi bertema “Nurturing Entrepreneurship Learning with Academic Excellence for 4.0 Generation” di Sekolah Citra Kasih Don Bosco, Jakarta Selatan, Sabtu (26/10).
BACA JUGA: Beginilah Suasana saat Nadiem Makarim Bertemu Para Guru, Heboh
Meski begitu, Weilin mengimbau Nadiem untuk tidak menyederhanakan masalah pendidikan. Ketika akan membangun masyarakat yang beradab Ki Hajar Dewantara, budaya tidak bisa ditinggalkan. Karena DNA bangsa kita ada di budaya.
Budaya tidak sekadar tari-tarian untuk dijual sebagai industri pariwisata. Budaya harus jadi pondasi masa depan pendidikan.
BACA JUGA: Pernyataan Ketum PB PGRI tentang Penunjukan Nadiem Makarim sebagai Mendikbud
"Mas Nadiem punya tantangan besar bagaimana mengajak kementerian, gubernur, walikota/bupati untuk saling berkoordinasi sehingga semuanya bergerak dalam memajukan pendidikan. Saya optimistis Mas Nadiem bisa karena daerah sudah gerah, ingin berubah," ucapnya.
Pada kesempatan sama, Irwan Syahril, pengamat pendidikan anak yang juga staf khusus Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, pihaknya sangat berpihak kepada siswa. Jadi setiap kebijakan dan rencana pogram Kemendikbud harus bisa menjawab serta berdampak pada tumbuh kembangnya anak secara baik, dengan utuh.
BACA JUGA: Mahfud MD Singgung soal Menyiapkan Baju, Peserta Dialog Tertawa
Dia menyebutkan, Mendikbud Nadiem sangat percaya perubahan. Ibarat sebuah tata surya kalau planet berhenti bergerak itu dunia kiamat. Jadi itu sebenarnya harus terus bergerak. Dan planet itu bergeraknya tidak ada yang sama.
"Ibarat anak juga pergerakannya tidak sama. Ada planet yang bergeraknya cepat, ada yang panas. Anak juga sama ada yang berbeda-beda. Namun, pada ujungnya mereka akan mencapai tujuan sama yaitu nilai-nilai kemanusiaan yang universal," terangnya.
Irwan menambahkan, saat ini sesuai arahan Mendikbud Nadiem 100 hari lebih banyak mendengar dari pakar dan para ahli. Menjalankan apa yang sudah ada dulu. Kalau nanti hasil mendengar itu lebih baik, ya kenapa tidak?
Kalau kurang relevan ya nanti bersama-sama dicari apa yang lebih baik. “Mas Nadiem juga akan fokus pada pendidikan karakter karena pendidikan bukan kognitif saja, harus utuh, tetapi emosional, sosio emosional juga harus dipertimbangkan. Jadi tumbuh kembang bukan hanya kognitif nantinya akan timpang," tandasnya.
Sementara Boedi Tjusila, Executive Director Sekolah Citra Kasih mengungkapkan optimistis akan ada perubahan dalam pendidikan di bawah kendali Nadiem Makarim.
Itu sebabnya, pihaknya memiliki rasa tanggung jawab terhadap Indonesia, sehingga terus berupaya dalam meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan secara akademik untuk mencetak sumber daya manusia yang mampu mengikuti segala perkembangan dunia.
"Salah satu inovasi kami di dunia pendidikan adalah membangun jiwa entrepreneurship sejak usia Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)," ujarnya.
Entrepreneurship memiliki andil besar dalam pembangunan perekonomian bangsa Indonesia. Melalui hal tersebut, Indonesia akan memiliki ekonomi yang kuat dan kokoh. Entrepreneurship juga menjadi salah satu program prioritas pemerintah Indonesia saat ini. Pemerintah terus mendorong pembangunan ekonomi yang produktif, mandiri dan memiliki daya saing menyongsong industri 4.0.
“Kami terus mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan pendidikan entrepreneurship sejak dini. Kami memantik dan menumbuhkan prestasi akademik dan kreatifitas anak-anak agar dapat berinovasi dan memiliki daya saing terlebih untuk menyongsong industri 4.0,”, pungkasnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad