Risma Minta Civitas Akademika Poltekesos Bandung Berani Tinggalkan Zona Nyaman

Kamis, 18 Maret 2021 – 16:22 WIB
Mensos Risma meminta civitas akademika Poltekesos Bandung berani keluar dari zona nyaman. Foto: Humas Kemensos

jpnn.com, BANDUNG - Revolusi industri 4.0 telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan.

Menteri Sosial Rismaharini menilai dampak dari revolusi 4.0 adalah perubahan cara manusia berpikir, hidup, dan pola relasi sosial.

BACA JUGA: Mensos Merapikan dan Menata Bunga di Gedung Kemensos Salemba

"Untuk itu, saya meminta mahasiswa lebih banyak belajar langsung dari pengalaman di lapangan. Belajar bisa di mana saja, dengan siapa saja kita tidak perlu takut dari zona nyaman," kata Rismaharini dalam kuliah umum di kampus Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung (18/03).

Menurut dia, disrupsi terjadi pada berbagai aktivitas manusia dalam berbagai bidang, tidak hanya teknologi, tetapi juga bidang yang lain seperti ekonomi, dan sosial.

BACA JUGA: Kemensos Tingkatkan Koordinasi Perbaikan Data untuk Percepatan Bantuan

"Alumni Poltekesos Bandung harus mampu beradaptasi dan berinovasi dan mengubah tantangan menjadi peluang," ungkap dia.

Risma mengisahkan pengalaman berbincang dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim tentang program Kampus Merdeka.

BACA JUGA: Komisi VIII Dukung Langkah Kemensos Tangani Bencana

Mantan Wali Kota Surabaya itu memaparkan, Kampus Mereka adalah pandangan baru dengan belajar di lapangan, menemukan tantangan dan menyelesaikannya.

Dia meminta Civitas Akademika Poltekesos menangkap ide ini dan tidak perlu khawatir untuk menjawab tantangan betapa pun beratnya. Ada pertanyaan besar yang menurut Risma perlu dijawab Poltekesos Bandung, yakni mengapa ada banyak orang yang sudah lama menerima bantuan tapi tetap masih miskin.

Civitas Akademika Poltekesos Bandung, sambung Risma, harus mencari jawabannya di tengah-tengah masyarakat. Risma menilai, untuk menyelesaikan masalah itu tidak selalu harus dari bangku kuliah.

"Apakah dengan demikian ilmu kesejahteraan sosial tidak dipakai, tidak. Karena dunia selalu berubah. Kita harus mampu eksis, bisa menjawab perubahan. Soalnya dunia akan selalu berubah. Jadi jangan puas di zona nyaman. Jangan khawatir karena kita punya Tuhan Yang Maha Kuasa," papar dia.

Dia juga menyerukan kepada Poltekesos Bandung agar mampu meyelesaikan masalah dengan berpikir inovatif dan berkolabirasi.

"Kalau tidak bisa dijawab sendiri kita bisa bermitra. Saat ini kita kenal era crowd funding," ujar Risma.

Fenomena Sosial Rumit dan Dinamis

Rima menyebut, saat ini tantangan dalam pembangunan kesejahteraan sosial sangat rumit dan dinamis. Suatu ketika dia meminta jajarannya untuk mampu menciptakan kursi roda elektronik untuk membantu Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial yang mengalami disabilitas berat yang tidak bisa dibantu hanya dengan kursi roda biasa.

"Tantangan ini harus dijawab. Untuk bisa menjawab itu, tidak harus dikerjakan sendir-sendiri. Caranya di abad 21 ini kita tidak harus bekerja sendiri. Kita bisa berkolaborasi, " ungkap Risma.

Risma juga memberikan sejumlah contoh dan pengalaman di mana selama pengabdiannya di berbagai tempat, dia menyelesaikan masalah di lapangan. Contohnya, kata dia saat menghijaukan Kota Surabaya, dia mengisahkan bagaimana hingga pukul jam 02.00 menaman bunga dan pohon di sejumlah titik di Kota Surabaya.

Kemudian juga saat ia mencari penyebab banjir di Kota Pahlawan pada saat awal-awal memimpin sebagai wali kota.

"Saya cari itu sampai malam. Sampai saya hampir hanyut. Akhirnya ketemu dimana titik penyebab banjir. Sampai sekarang, Surabaya tidak pernah banjir lagi," kata dia.

Risma pun menekankan, di era Revolusi Industri 4.0 dewasa ini, telah terjadi perubahan fundamental. Civitas Akademika Poltekesos Bandung harus siap menjawab setiap tantangan.

Hadir mendampingi Mensos, Kepala Badan Pendidikan Pelatihan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial Syahabuddin dan jajaran serta segenap Civitas Akademika Poltekesos Bandung. (jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemensos Salurkan Paket Bantuan untuk Komunitas Adat Terpencil dan Suku Anak Dalam


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler