jpnn.com - Pagi ini (23/4) musim kedua Westworld dimulai. Serial HBO tersebut kembali menyapa fansnya setelah lebih dari setahun absen. Duo kreator Lisa Joy dan Jonathan Nolan menjanjikan action yang lebih intens dan tema taman yang lebih beragam. Sejumlah karakter pun bakal mengalami perubahan drastis. Salah satunya, host favorit fans Dolores Abernathy.
”Kalian bakal menemukan Dolores versi yang lebih dark tahun ini. Itu pasti. Setelah melalui musim lalu, dia makin mengenali dirinya sendiri,” ungkap Evan Rachel Wood, pemeran Dolores, sebagaimana dikutip People dalam press event di Los Angeles awal bulan ini.
BACA JUGA: Baca Skrip Season 8, Cast Game of Thrones Menangis Bareng
Dalam wawancara dengan Entertainment Weekly, Nolan dan Joy dengan senang hati mengungkap garis besar cerita. Menurut mereka, season kedua adalah era kebangkitan para host. Seperti Dolores, android-android tersebut semakin mengingat memori-memori yang ditanamkan para programer Westworld. Juga, mereka siap memberontak.
”Dolores memimpin revolusi ini. Tapi sayang, tidak semua host punya persepsi yang sama soal revolusi,” ungkap Joy. Musim lalu kita berkenalan dengan sekelompok host yang disebut The Confederados.
BACA JUGA: Crashing Season 2: Mengintip Sisi Kelam Kehidupan Komika
”Mereka adalah pasukan tempur jahat. Juga, bukan sifat alami mereka berubah haluan secara dramatis,” papar dia.
Ternyata, sampai di situ saja dua kreator tersebut mau berbagi cerita. Sisanya rahasia. Kerahasiaan itu bahkan tidak dibagi dengan para cast. Sebagai cast, Sylvester Ptolemy Slocum mengungkapkan, proses memahami plot Westworld jauh lebih kompleks.
BACA JUGA: Divorce Targetkan Rating Lebih Tinggi dari Season Pertama
”Kurasa, ada semacam tiga fase. Pertama, kita membaca (naskah serialnya, Red). Lalu, syuting dan hasil ceritanya benar-benar berbeda. Lalu, kalian menontonnya,” papar pemeran teknisi lab dalam Westworld itu.
Aktor kelahiran Kenya, 20 November 1975, itu menyatakan, kerahasiaan cerita benar-benar dijaga duo Nolan-Joy dan tim penulis. Tidak ada cast yang tahu arah cerita maupun twist yang bakal terjadi pada tokoh yang mereka perankan. ”Tontonlah. Sangat mengagumkan, banyak perubahan,” ucap Slocum.
Perubahan tersebut pun diakui Tim Goodman, jurnalis The Hollywood Reporter, dalam ulasannya tentang episode perdana Westworld musim kedua. ”Dolores dan host lain menyambut awal yang baru. Untung, tim penulis 'menanamkan' benih perubahan struktural serial itu dengan baik,” ulasnya.
Dalam ulasannya di Vanity Fair, Sonia Saraiya menyatakan, menyimak lima episode awal musim kedua bak memainkan RPG (role playing game) yang melelahkan. ”Sangat memuaskan dan luar biasa bikin frustrasi. Banyak adegan di musim kedua yang seakan dibikin dungeon master (istilah untuk fasilitator dalam RPG, Red) dengan dadakan. Semuanya di luar dugaan,” ulasnya.
Dia juga memuji langkah cerdas tim produksi Westworld yang menunjukkan banyak ”kepingan” musim lalu di episode perdana musim ini. ”Flashback-nya membantu penonton baru memahami alur cerita. Dengan begitu, mereka tidak merasa ketinggalan,” tulis Saraiya.
James Poniewozik dalam ulasannya di The New York Times bahkan mengingatkan penonton agar tidak baper dengan karakter di serial tersebut. Dia menjelaskan, di awal musim, host digambarkan layaknya karakter dalam sebuah cerita.
”Kepribadian mereka mudah dipengaruhi. Memori mereka bisa dihapus. Sulit percaya kepada mereka karena apa yang kita ketahui tentang karakter seperti Dolores atau Maeve (host pemilik rumah bordil yang diperankan Thandie Newton, Red) bisa dimanipulasi lewat software mereka,” ungkap Poniewozik.
Di musim keduanya, Westworld juga bakal menambahkan satu taman baru, yakni Shogun World. Taman yang terinspirasi samurai Jepang tersebut muncul di dua trailer terakhir yang dirilis HBO. Tentu hal itu berbeda dari versi orisinal Westworld –film rilisan 1973 yang disutradarai Michael Crichton.
Nolan dan Joy mengakui, penambahan tersebut punya nilai sentimental buat mereka berdua. Semasa kecil, Nolan menonton banyak film samurai Jepang. Adapun sang istri sekaligus kolaboratornya besar di Taiwan sehingga akrab dengan genre itu.
Nolan menjelaskan, tidak ada kesulitan untuk menjahit latar adaptasi sejarah periode Edo dengan tema Wild West yang sudah ada. ”Konsepnya identik, tapi punya setting budaya yang berbeda. Westworld punya gunslinger, sedangkan Shogun World punya ronin,” tegasnya.
Joy menambahkan, pemilihan setting Negeri Sakura merupakan salah satu upaya mereka agar Westworld bisa diterima penonton global. ”Pendapatku tentang serial kedua ini, holy f***ing shit,” ucapnya. (People/EW/THR/fam/c11/na)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Serial Andalan HBO Ini Kembali ke Layar Kaca
Redaktur & Reporter : Adil