Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa penerbitan laporan mereka minggu ini yang menghubungkan antara konsumsi daging yang sudah diproses dengan kemungkinan terkena kanker, bukanlah seruan agar kita semua menghentikan konsumsi daging sama sekali.
Badan Penelitian Kanker WHO (IARC) mengeluarkan laporan mengejutkan setelah menganalisa 800 penelitian di seluruh dunia, dengan kesimpulan bahwa daging yang sudah diproses seperti sosis, ham dan hotdog bisa menyebankan kanker lambung, dan daging merah juga bisa menyebabkan hal tersebut.
BACA JUGA: Alasan Mengapa Melbourne Cup Jadi Salah Satu Pacuan Kuda Terbesar Dunia
Para produsen daging di seluruh dunia mengecam laporan tersebut dengan Menteri Pertanian Australia Barnaby Joyce menyebut laporan tersebut 'konyol' dan Institut Daging Amerika Utara (NAMI) mengatakan IARC 'menyiksa data untuk memastikan keluaran yang spesifik.'
WHO mengatakan laporan terbaru ini tidaklah meminta kita semua menghentikan konsumsi daging yang diproses tetapi menguranginya. freeimages.com: ziptrivia
BACA JUGA: Layanan Taksi Uber Resmi Boleh Beroperasi di Canberra
Badan PBB itu mengutip penelitian yang menyebutkan adanya 34 ribu kematian setiap tahunnya di dunia karena mengkonsumsi daging-daging yang sudah diproses.
BACA JUGA: Tepis Kesalahpahaman, Satu-satunya Masjid di Tasmania Gelar Open Day
WHO mengakui angka ini sebenarnya sangat jauh lebih kecil dibandingkan 1 juta kematian kanker akibat merokok, 600 ribu karena alkoholl dan lebih dari 200 ribu kematian karena polusi udara setiap tahunnya.
Namun data yang mereka dapatkan tidak memungkinkan mereka menentukan berapa jumlah daging yang aman untuk dikonsumsi.
WHO hanya menekankan bahwa kajian IARC ini mengukuhkan apa yang sudah pernah direkomendasikan oleh WHO di tahun 2002 yang memperingatkan 'perlunya konsumsi daging yang sudah diproses secukupnya untuk mengurangi resiko terkena kanker.'
"Kajian IARC ini tidaklah meminta kita semua menghentikan konsumsi daging yang sudah diproses, hanya mengindikasikan pengurangan konsumsi produk seperti ini akan mengurangi resiko terkena kanker percernaan."
WHO juga menyebutkan bahwa para ahli mereka bertemu secara teratur untuk mengkaji pola makan kita dengan penyakit.
"Awal tahun depan mereka akan bertemu lagi untuk melihat dampak sains terbaru terhadap kesehatan, dan hubungan antara daging yang diproses dan daging merah dalam konteks pola makan secara keseluruhan." kata WHO.
AFP
BACA ARTIKEL LAINNYA... Teori Persahabatan Ciptaan Muslimah Sydney ini Mendunia di Internet