jpnn.com, BEKASI - Havi Rossi, pemilik angkutan ber-AC nomor K-02 jurusan Pondok Gede-Bekasi mengaku mengalami peningkatan omset sejak dioperasikannya angkot AC dua bulan lalu.
Bahkan, penghasilan yang didapatkannya cenderung meningkat 100 persen.
BACA JUGA: 2018, Menhub Canangkan Angkutan Umum Ber-AC
“Sekarang omset bisa mencapai Rp 600 ribu per hari, meningkat dari sebelumnya belum dipasangi AC,” ujar Rossi, Senin (3/7).
Menurut Rossi, penumpang sangat antusias dengan kehadiran angkot AC. Banyak penumpang yang mengharapkan angkot berpendingin lebih banyak lagi. Sehingga, waktu tunggu lebih singkat.
BACA JUGA: Menhub Ingin Transportasi Online Setara Dengan Angkutan yang Sudah Ada
Bahkan, penumpang tidak mempermasalahkan kenaikan tarif yang diberlakukan dalam pengoperasian angkutan AC.
Misalnya, tarif jarak dekat saat ini dipatok sebesar Rp 3.000, namun penumpang rela membayar lebih. Tak sedikit yang melebihinya mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 3.000.
BACA JUGA: Wihhh, Para Pengusaha Angkot Dapat Suntikan Dana Rp 15 Juta
“Penumpang melebihi tarif yang ditetapkan karena merasa nyaman naik angkota ber-AC, tidak lagi menghitung soal tarif, mereka pun sering mengungkapkan kekecewaan mengapa tidak sejak dahulu angkutan dipasangi AC,” jelasnya.
Rossi menjelaskan, dalam satu hari maksimal angkutan ber-AC miliknya beroperasi sebanyak lima rit perjalanan. Dalam satu rit biasanya dia bisa memperoleh omset sebanyak Rp 120 ribu. Pendapatannya itu tiap hari akan dipotong uang bensin sebesar Rp 200 ribu.
Sehingga, kata dia, omset bersih yang biasa dia peroleh adalah sebesar Rp 400 ribu. Bila dibandingkan sebelum dipasangi AC, omset yang bisa peroleh yakni Rp 400 ribu, namun belum dipotong dengan uang bahan bakar sebesar Rp 200 ribu.
“Dulu paling bersih omset bisa saya bawa pulang sebesar Rp 200 ribu, sekarang bisa bawa pulang Rp 400 ribu,” tutup Rossi. (kub/gob)
BACA ARTIKEL LAINNYA... TOP! Bekasi Jadi Pelopor Peluncuran Angkutan Kota Ber-AC
Redaktur & Reporter : Yessy