Wimbledon: Berrettini Ukir Sejarah Italia, Djokovic ke Final, Ada yang Menangis

Sabtu, 10 Juli 2021 – 11:37 WIB
Petenis Italia Matteo Berrettini. Foto: ANTARA/REUTERS/Toby Melville

jpnn.com, LONDON - Matteo Berrettini menjadi petenis pertama Italia yang melangkah ke final Wimbledon.

Unggulan ketujuh itu melewati halangan petenis Polandia Hubert Hurkacz dengan kemenangan 6-3, 6-7(3), 6-4 di Centre Court, Jumat (9/9) malam WIB.

BACA JUGA: Roger Federer Tersingkir dari Wimbledon dengan Cara Mengenaskan, 0-6!

Petenis berusia 25 tahun itu membutuhkan waktu dua jam 36 menit untuk melewati Hurkacz demi tiket partai puncak pada Minggu nanti (waktu setempat), hari yang sama ketika Italia memainkan laga final Euro 2020 di Stadion Wembley, London melawan Inggris.

Di final, Berrettini menantang juara bertahan Wimbledon Novak Djokovic.

BACA JUGA: Perempuan Cantik Pemilik Gelang Berlian dan Tato Unik Itu Sungguh Menawan

"Saya tak bisa berkata-kata. Saya perlu beberapa jam untuk memahami apa yang terjadi. Saya hanya tahu saya memainkan laga yang luar biasa. Sangat senang berada di sini," kata Berrettini setelah laga seperti dikutip Reuters.

"Saya rasa saya tidak pernah memimpikan ini karena ini terlalu berlebihan untuk suatu mimpi," imbuhnya.

BACA JUGA: Ada yang Tinggi, Perkasa, Cantik dan Gemulai, Masih Bertahan di Wimbledon 2021

Kesuksesan Berrettini dalam dua pekan terakhir tidak sepenuhnya tiba-tiba ketika ia datang di All England Club setelah memenangi gelar level-tour kelimanya di Queen's Club Championship.

Dia adalah petenis pertama yang memenangi ajang pemanasan Wimbledon pada penampilan debutnya setelah Boris Becker pada 1985 dan tetap berada di jalur untuk menyamai prestasi petenis Jerman itu dengan menyelesaikan gelar ganda Queen's Club Wimbledon di tahun yang sama.

Kemenangan pada Jumat juga membuat Berrettini sebagai petenis Italia pertama yang mencapai final Grand Slam setelah Adriano Panatta yang memenangi Roland Garros pada 1976.

Adapun Djokovic tembus ke final setelah menahan gempuran petenis Kanada Denis Shapovalov. Djokovic menang 7-6(3), 7-5, 7-5.

Hasil itu sekaligus memupuskan harapan Shapovalov unggulan ke-10 yang berupaya menjadi petenis kedua dari Kanada yang mencapai final Wimbledon.

Shapovalov melancarkan 40 pukulan winner, tetapi Djokovic yang mendapati dirinya dalam bahaya, ia mampu bertahan, menyelamatkan sepuluh dari 11 break point yang ia hadapi dan membuat hanya 15 unforced error demi menjaga asa mengejar titel Grand Slam ke-20, menyamai rekor Roger Federer dan Rafael Nadal.

Djokovic memenangi set pembuka meski Shapovalov serve ketika kedudukan 5-4 dan kemudian menyelamatkan sejumlah break point di set kedua saat sang lawan mengerahkan segala upaya untuk menundukkan peraih lima titel di All England Club itu.

Kendati di set ketiga Shapovalov terus melancarkan pukulan keras, tetapi tembakannya dimentahkan saat Djokovic mengeklaim salah satu kemenangan straigth set terberat dalam karier Wimbledonnya.

Shapovalov meninggalkan lapangan dengan berurai air mata, tetapi ia telah memperlihatkan kemampuannya yang menandakan ia siap menantang turnamen-turnamen besar di dunia tenis.

"Saya tidak merasa skor itu cukup mencerminkan performa atau pertandingan ini," kata Djokovic seperti dikutip AFP. "Dia (Shapovalov) melakukan serve untuk set pertama dan mungkin pemain yang lebih baik," katanya.

"Saya akan memberinya tepuk tangan meriah untuk semuanya yang telah dia lakukan hari ini dan juga dua pekan ini. Kami akan sering melihat dia di masa depan, dia adalah pemain luar biasa," imbuh Djokovic.

Apabila meraih titel di Wimbledon, Djokovic tinggal butuh kemenangan di US Open untuk menjadi petenis ketiga dalam sejarah, dan pertama sejak 1969, yang melengkapi kalender Grand Slam.

Djokovic juga memiliki peluang melengkapi Golden Slam apabila ia menang di Olimpiade nanti.

"Saya mencoba memaksimalkan kemampuan saya di setiap pertandingan dan melihat apa yang terjadi," kata Djokovic.

"Di tahap karier saya sekarang, Grand Slam adalah segalanya dan saya merasa sangat terhormat membuat sejarah di olahraga yang sangat saya cintai ini," katanya. (reuters/antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler