JAKARTA -- Debat cawapres putaran kedua bertema 'meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia' yang berlangsung Selasa (30/6) malam di Jakarta, berlangsung lumayan seru dibanding debat capres dan cawapres putaran sebelumnyaPada sesi akhir, saat membahas mengenai porsi pembiayaan sekolah kejuruan dengan sekolah umum, perbedaan pendapat antar ketiga cawapres begitu mencolok
BACA JUGA: SBY akan Direpotlkan Partai Koalisi
Bahkan, tak segan-segan mereka menyatakan ketidaksetujuannya atas pendapat para rivalnyaBACA JUGA: JK Nagku Paling Dekat dengan Bola
Boediono dikeroyok.Pada awalnya, Boediono menyebut, porsi pembiayaan sekolah kejuruan harus lebih banyak dibanding sekolah yang berkurikulum pengetahuan umum
BACA JUGA: JK Rangsang Kaum Muda Bertani
Ketika Wiranto mendapat giliran pertama untuk menanggapi pendapat Boediono itu, mantan Menhankam/Panglima ABRI itu berjalan mendekati podium tempat berdiri Boediono."Sebagian setuju, sebagian kurang sependapat," ujar Wiranto, sembari mengarahkan pandangannya ke BoedionoLantas disebutkan, semestinya tetap ada kesimbangan antara sekolah umum dengan sekolah kejuruan.
Giliran Prabowo menanggapi pendapat pasangan Susilo Bambang Yudhoyono ituDengan basa-basi sedikit, dimulai dengan kata maaf, Prabowo menilai penjelasan Boediono mengenai pembiayaan pendidikan itu terlalu normatif"Itu jawaban akademis, jawaban sekolah," kata PrabowoMenurutnya, problem riil yang dihadapi bangsa ini adalah problem sumber pendanaanBagaimana pun, katanya, bicara upaya peningkatan mutu pendidikan harus dibarengi dengan peningkatan gaji guruSedang selama ini, banyak terjadi kebocoran pendapatan negaraDia memberi contoh, ada guru yang hanya digaji Rp150 ribu per bulan.
Saat dimintai tanggapan balik atas pendapat Prabowo itu, Boediono yang pembawaannya lembut itu ternyata balik membalas serangan rivalnya ituTanpa sungkan, dia menyebut omongan Prabowo mengenai janjinya untuk menyelamatkan uang negara yang disebutnya bocor Rp200 trilun per tahun, hanya sebagai impian semata.
"Pak Prabowo tawarkan impian bahwa uang ratusan triliun bila dikembalikan dalam waktu 1-2 tahunItu perlu dikaji kembali Pak," kata BoedionoDisebutkan, pemerintah harus memilih kebijakan yang konkret dan realistisTarget penjadwalan ulang pembayaran utang luar negeri seperti sering dikatakan Prabowo, kata Boediono, bukan hitung-hitungan realistisKalau toh itu bisa dilakukan, lanjutnya, jumlahnya tidak memadai untuk menopang upaya peningkatan mutu pendidikan(sam/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Capres Main-main dengan Isu Korupsi
Redaktur : Tim Redaksi