Wiranto Ditusuk, Inas: Ideologi Penyimpangan Ajaran Islam itu Nyata

Kamis, 17 Oktober 2019 – 10:00 WIB
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Inas Nasrullah Zubir. Foto: Humas DPR for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Politikus Hanura Inas N Zubir mengatakan bahwa kasus penusukan Menko Polhukam Wiranto sebagai bukti adanya ideologi penyimpangan dalam memahami ajaran Islam oleh kalangan tertentu. Bahkan, penyimpangan itu mengakibatkan penentangan terhadap ideologi negara dan tindak terorisme.

“Hal ini yang mengakibatkan lahirnya pelaku-pelaku teror dan semakin tumbuhnya tindak kekerasan,” kata Inas dalam siaran tertulisnya, Kamis (17/10).

BACA JUGA: Inas: Politikus Pada Resek deh Soal Mobil Esemka

Padahal, lanjut Inas, terorisme itu adalah serangan kekerasan yang bertujuan membangkitkan ketakutan di masyarakat dengan target korban jiwa secara acak. “Semangat berjihad oleh penganut ideologi menyimpang tersebut yang telah melahirkan bukan saja kelompok-kelompok teroris, tetapi juga teroris lone wolf,” jelasnya.

Mengenai insiden Papua dan penusukan Wiranto, lanjut Inas, adalah dua hal berbeda dan tidak bisa disamakan. Menurutnya, penusukan Wiranto bagian dari aksi terorisme akibat paham keislaman yang menyimpang. Sedangkan rusuh Papua tak terlepas dari peristiwa sejarah Papua itu sendiri.

BACA JUGA: Listrik Mati dan Tumpahan Minyak, Inas: BUMN Harus Profesional

"Kerusuhan di Wamena bukan disebabkan oleh adanya penyimpangan dalam memahami agama tertentu, melainkan disebabkan oleh konflik yang berkepanjangan sejak 1961 akibat ulah Belanda yang menghembuskan semangat pembentukan Negara Papua Barat yang lepas dari Indonesia, sedangkan Abu Rara, pelaku penusukan Wiranto diduga telah terpapar ideologi yang menyimpang tersebut diatas," tuturnya.

Inas pun menyarankan agar semua pihak berhenti melakukan penyangkalan atas fakta penyimpangan pemahaman ajaran islam dan lebih fokus melakukan pembenahan.

"Apabila dari hasil penyelidikan dan penyidikan polisi bahwa Abu Rara memang benar terpapar oleh ideologi penyimpangan ajaran Islam, maka para tokoh Islam, Ulama dan Ustadz jangan lagi membuat narasi-narasi penyangkalan, akan tetapi harus segera melaksanakan ijtima untuk mencari serum yang mampu mengeliminir meluasnya ideologi penyimpangan ajaran Islam tersebut," pungkas dia.(mg7/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler