Wiranto-HT Bisa Gantikan Poros Ical

Sabtu, 26 April 2014 – 18:33 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pasangan calon presiden dan wakil presiden Wiranto-Hary Tanoesoedibjo (Wiranto-HT) berpotensi menggantikan poros Aburizal Bakrie yang menjadi calon presiden dari Partai Golkar. Alasannya, Ical -sapaan akrab Aburizal Bakrie- yang juga ketua umum Partai Golkar kini tengah digoyang diinternal partainya dan sepi peminat untuk membangun koalisi.

Board of Advisor Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jeffrie Geovanie mengatakan potensi pembentukan poros Wiranto-HT memang sempat tergeser karena perolehan suara partai Hanura yang hanya mencapai sekitar lima persen pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 9 April 2014 lalu. Namun, jika pasangan ini berhasil membangun koalisi dengan partai lain untuk mengusung capres, bukan hal yang tidak mungkin menggantikan poros yang sementara dibangun Ical.

BACA JUGA: Disinggung soal Hatta, Prabowo Berteka-teki

"Situasi ini bisa berubah bila pasangan Wiranto HT mampu menggalang dukungan partai-partai lain untuk mengusung mereka. Bila itu terjadi maka akan ada tida pasangan yang bertarung yaitu Jokowi, Prabowo dan Wiranto. Mengenai peluangnya saat ini sulit untuk diprediksi, karena waktu satu sampai dua bulan ke depan ini sangat menentukan," kata Jeffrie kepada wartawan, Sabtu (26/4).

Jeffrie menjelaskan bahwa pada beberapa survei terakhir baik oleh SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting)  maupun  CSIS bahwa  posisi tiga besar bukan pada Jokowi, Prabowo dan Aburizal, melainkan pada Jokowi, Prabowo dan pasangan Wiranto-HT.

BACA JUGA: Matt Christopher Mengaku tak Mabuk Menggedor Pintu Kokpit Pesawat

Analis politik Fajar Riza Ul Haq juga mengungkapkan bahwa jagoan Partai Hanura itu masih memiliki peluang besar untuk membangun kekuatan sehingga bisa maju dalam kontestasi Pilpres 2014. Apalagi saat ini kata dia, salah satu modal pasangan Wiranto-HT untuk maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 adalah soliditas pasangan dan popularitasnya yang sudah terbentuk karena sudah dideklarasikan 1 tahun lalu dan sudah beriklan cukup panjang.

Lebih jauh Fajar menjelaskan, salah satu penyebab tingginya ketidakpastian terbentuknya gugus-gugus koalisi adalah masih alotnya negosiasi mengenai pasangan calon RI 1 dan RI 2. Di luar poros PDIP dan Nasdem yang mengusung Jokowi, nasib pencalonan Prabowo dan Ical masih terkatung-katung.

BACA JUGA: Deklarasi Prabowo-Hatta Tinggal Selangkah Lagi

"Di sinilah sangat terbuka peluang bagi munculnya poros baru dengan mengusung nama-nama di luar Prabowo dan ARB (Ical) , termasuk poros yang akan dikreasi SBY nanti," jelasnya.

Di antara pelbagai kemungkinan politik itu, pasangan WIN-HT bisa membangun poros baru untuk memuluskan pencalonannya. Syarat wajibnya mereka harus berhasil meyakinkan dukungan dari partai-partai lain. Peluang pasangan WIN-HT menjadi kuda hitam masih terbuka ditengah kian mengerasnya pertarungan kutub politik Jokowi dan Prabowo. (awa/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tunggak Iuran BPJS, 20 Pengusaha Terancam 8 tahun Penjara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler