Wiranto: Infrastruktur Dulu baru SDM

Senin, 16 April 2018 – 23:56 WIB
Menkopolhukam Wiranto di Istana Negara. Foto: Natalia Fatimah Laurens/JPNN

jpnn.com, MERAUKE - Menko Polhukam Wiranto tidak setuju pemerintah dianggap hanya mengejar pembangunan infrastruktur di wilayah perbatasan.

Menurut Wiranto, pembangunan infrastruktur hanya tahap pertama dari konsep pembangunan seutuhnya yang terus digenjot pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

BACA JUGA: Wiranto: Universitas Terbuka Pelopor Pendidikan Jarak Jauh

"Bagaimana mau membangun SDM kalau tidak ada jalan ke sana (perbatasan)? Tidak ada listrik, tidak ada sekolah. Intinya, infrastruktur itu tahap pertama untuk membuka celah yang tersekat," ujar Wiranto pada acara 'Pencanangan Gerakan Pembangunan Terpadu Kawasan Perbatasan 2018' yang dipusatkan di Merauke, Papua, Senin (16/4).

Ketua Pengarah Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) ini mengatakan, setelah infrastruktur dibangun, maka tahap berikutnya pemerintah menggenjot pembangunan SDM seutuhnya.

BACA JUGA: Wiranto: Yang Bilang Indonesia Bubar 2030 Orang Pesimistis

"Pembangunan SDM tentu sangat penting. Sebab ke depan tidak lagi bersaing terkait sumber daya alam. Itu sudah kuno, yang tanding human capital, SDM yang tercerahkan, dicerdaskan. Makanya, anggaran Kemendikbud tinggi sekali, supaya SDM naik kualitasnya," kata Wiranto.

Lebih lanjut mantan Panglima ABRI ini mengatakan, wajah perbatasan kini sudah banyak berubah. Pelabuhan dan bandara dibangun. Jalan-jalan juga diperbaiki. Demikian dengan pos-pos lintas batas negara (PLBN) semakin dilengkapi.

BACA JUGA: Pak Oso Anggap Presiden Jokowi Memang Jempolan

"Itu PLBN yang kumuh diperintahkan presiden bongkar dan buat yang baru. Harus lebih baik dari negeri tetangga. Hasilnya, di tujuh daerah perbatasan PLBN sudah sangat membanggakan. Bahkan menjadi daya tarik masyarakat seberang (negara tetangga) datang berbelanja ke Indonesia," katanya.

Wiranto menilai, apa yang telah dicapai patut dibanggakan. Masyarakat di perbatasan kini juga sangat bangga sebagai warga negara Indonesia.

"Waktu PLBN masih kumuh, warga di sana tentu ogah-ogahan menjawab. Karena mereka merasa terasing, terpinggirkan. Sekarang tidak. Masyarakat sudah merasa dirangkul dan diperhatikan. Ini sesuatu yang penting dipahami masyarakat secara luas, bahwa pembangunan perbatasan bukan aksi-aksian, bukan politik mercusuar, tapi demi Indonesia," pungkas Wiranto.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pangsa Pasar Atap Baja Besar, Produsen Masih Terbatas


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler