jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkopolhukam) Wiranto mengakui proses evakusi korban gempa di Balaora, Kota Palu belum bisa maksimal.
Hal itu disebabkan sulitnya pengerahan alat berat untuk mencari korban yang tertimbun. Kompleks perumahan di Balaroa itu seperti dilumat lumpur usai gempa dan tsunami pada Jumat (28/9) lalu.
BACA JUGA: Di Depan Anak Pengungsi, Kak Seto Ubah Kertas jadi Payung
”Berdasarkan ambles itu timbul masalah, alat berat tak masuk ke situ. Karena alat berat akan tenggelam juga (tanah) masih lunak. Sehingga evakuasi harus pakai tenaga manusia,” ujar Wiranto di kantor Kemenkopolhukam, Jumat (5/10) malam.
Wiranto baru saja kembali ke Jakarta setelah seharian bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla mengunjungi Palu.
BACA JUGA: Kabar Adopsi Anak Korban Gempa Itu Cuma Hoaks!
Hingga Jumat (5/10) kemarin, jumlah korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah yang meninggal mencapai 1.648 orang. Warga yang dilaporkan hilang 683 orang. Sedangkan korban yang dilaporkan tertimbun 152 orang.
Wiranto menuturkan ada koordinasi dengan pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan pemuka agama setempat untuk menjadikan perumahan di Balaroa itu sebagai makam masal.
BACA JUGA: Mengunjungi Desa di Sigi yang Kena Blender Gempa, Merinding
Memang evakuasi dengan tenaga manusia bisa menemukan jenazah. Namun, dia tidak yakin semua jenazah akan bisa ditemukan saat masa tanggap darurat yang diperkirakan dua bulan itu berakhir.
”Saat pencarian jenazah itu dihentikan, kemudian dilanjutkan dengan satu keputusan untuk menjadikan daerah itu menjadi makam masal. Kalau tidak, itu juga bisa menimbulkan penyakit bagi yang masih hidup,” ungkap Wiranto.
Apalagi lokasi perumahan yang dekat dengan jalur sesar Palu Koro itu juga tidak mungkin ditempati lagi. Pemerintah sedang memikirkan relokasi ke tempat yang lebih aman. Pada masa tanggap darurat selesai dan disusul dengan masa rehabilitasi dan rekonstruksi, pemerintah akan membangun barak sementara.
Tempat yang punya fasilitas mencukupi seperti punya dapur dan MCK itu akan dihuni pengungsi sementara bangunan permanen disiapkan. ”Segera minggu depan ini Menteri PU PR sudah akan membangun barak-barak darurat di tempat yang ditentukan oleh Pemda agar lebih teratur lagi. Lebih gampang dapat bantuan makanan dan kesehatan,” ujar Wiranto.
Barak tersebut juga akan dibangun untuk keperluan pendidikan anak. Sebelum mereka mendapatkan gedung sekolah baru. (jun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sedih, Erna dan Yeni Tidak Tahu di Mana Suami Mereka Berada
Redaktur & Reporter : Adek