jpnn.com, JAKARTA - Borobudur merupakan satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang terus berbenah melakukan penataan dan pengembangan potensi pariwisata di tengah pandemi Covid-19.
Penerapan protokol CHSE di sektor pariwisata dipercaya akan membantu mewujudkan pariwisata yang sehat sehingga perekonomian akan kembali bergulir seiring dengan tetap terjaganya kesehatan wisatawan, para pelaku wisata dan masyarakat khususnya di Borobudur.
BACA JUGA: Ini Mobil Siapa Ditinggal di Tol Tangerang-Merak? Muatannya Bikin Kaget Polisi, Tak Disangka
Pengembangan sektor pariwisata Borobudur tersebut juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang dituangkan di dalam Peraturan Presiden Nomor 79 tahun 2015 tentang akselerasi pertumbuhan ekonomi koridor Kendal-Semarang-Salatiga-Demak-Grobogan, Kawasan Purworejo-Wonosobo-Magelang-Temanggung, dan kawasan Brebes-Tegal-Pemalang.
Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magelang Slamet Ahmad Husein mengatakan bahwa Pemkab Magelang menyambut baik Borobudur sebagai Destinasi Super Prioritas.
BACA JUGA: Terduga Teroris di Bekasi Bekerja di Kimia Farma, Dia Adalah
Pihaknya terus berupaya memperkuat sinergitas antarpemangku kepentingan terkait dan kolaborasi untuk mewujudkan pariwisata yang sehat, sehingga ekonomi akan tetap bergulir khususnya bagi masyarakat sekitar Borobudur.
Slamet juga mengatakan Borobudur sebagai Destinasi Super Prioritas ikut mendukung terwujudnya Smart City dan Smart Economy Kabupaten Magelang.
“Smart City mendorong inovasi melalui pariwisata, bisnis, dan wajah kota, kemudian Smart Economy diarahkan untuk mendorong sistem perekonomian yang mampu menghadapi kondisi yang destruktif seperti masa pandemi sekarang ini,” ujar Slamet dalam webinar yang diselenggarakan Direktorat Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Kamis (9/9).
Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Keenmkominfo Septriana Tangkary menyampaikan empat arahan tentang new normal pada sektor pariwisata, yaitu pertama perubahan tentang tren pariwisata di dunia.
Kedua, protokol new normal di sektor pariwisata harus menjawab isu utama yakni keselamatan dan kesehatan. Ketiga, standar baru yang akan menjadi sebuah kultur baru, kebiasaan baru di sektor pariwisata.
Keempat, strategi khusus terutama dengan dilaksanakannya vaksinasi demi mencapai herd immunity di Indonesia.
“Yang terpenting adalah mengembalikan kembali hasrat penduduk untuk mengunjungi tempat wisata dengan rasa aman dan nyaman yang diperoleh dari vaksinasi dan protokol kesehatan yang baik dan tepat,” tutur Septriana.
Menurut Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Otorita Borobudur Agus Rochiyardi, faktor dasar daya saing pariwisata, sustainable tourism, produk dan jasa yang unik, serta high value experience bagi wisatawan merupakan cara meningkatkan kualitas pariwisata.
Agus mengatakan pandemi Covid-19 ini mengubah tren pariwisata di dunia, sehingga terjadi sebuah pergeseran serta adanya perubahan perilaku melalui era revolusi digital.
“Wisatawan kini lebih memilih domestic micro tourism yang jaraknya pendek, waktunya pendek, staycation,” ujar Agus.
Sementara, Wakil Ketua ASITA DIY Bidang Pemasaran dan Komunikasi Fachri Herkusuma menyampaikan hal-hal yang telah dilakukan oleh ASITA DIY, yaitu mengedepankan promosi wisata mengenai protokol kesehatan dan penerapan CHSE.
Kemudian, promosi destinasi wisata zona hijau, atau produk UMKM untuk daerah zona merah, dan penjualan paket wisata terjangkau.
Keempat, menargetkan wisatawan couple dan family, dengan wisata di alam terbuka atau wisata edukasi. "Terakhir, pengembangan wellness tourism dan sport tourism," ujar dia.
Fachri juga mengatakan ASITA telah menyiapkan majalah dan video mengenai pariwisata di era adaptasi new normal yang menjadi percontohan di Kemenparekraf.
“Dengan adanya pandemi Covid-19 yang panjang, mau tidak mau seluruh pihak harus berinovasi dan berkolaborasi untuk menyelamatkan pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Fachri.
Ketua Umum Perempuan Indonesia Maju Lana Koentjoro mengatakan perlunya melakukan transformasi pemanfaatan teknologi dengan peningkatan SDM dan pemberdayaan masyarakat khususnya perempuan.
Menurutnya, peran perempuan di desa wisata adalah untuk membangun Indonesia dari daerah perdesaan dan tertinggal, berupaya memangkas ketimpangan, dengan tujuan menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
"Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan peningkatan kapasitas dan kemampuan perempuan serta kemudahan akses informasi," katanya. (dkk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti