WN Jepang Ditusuk di Jiangsu, China Mengklaim sebagai Negara Teraman di Dunia

Rabu, 26 Juni 2024 – 21:15 WIB
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Selasa (25/6). Foto: ANTARA/Desca Lidya Natalia

jpnn.com, BEIJING - Pemerintah China menyebut akan mengambil langkah-langkah efektif untuk dapat melindungi warga negara (WN) asing pasca penyerangan menggunakan pisau terhadap dua WN Jepang di provinsi Jiangsu.

"China akan terus mengambil langkah-langkah efektif untuk melindungi keselamatan semua warga negara asing di China seperti melindungi warga negara kita sendiri," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning dalam konferensi pers di Beijing, Selasa (25/6).

BACA JUGA: Kapal Membawa 9 WNA China Ditemukan di Perairan Sukabumi

Diketahui pada Senin (24/6), seorang perempuan Jepang dan anaknya laki-laki mendapat serangan menggunakan pisau oleh seorang pria di halte bus Suzhou, provinsi Jiangsu. Keduanya menderita luka, namun tidak serius dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Selain mereka, seorang perempuan China yang bertugas sebagai petugas di bus sekolah juga terluka cukup parah karena berusaha untuk menghalangi pelaku serangan untuk naik ke bus.

BACA JUGA: Geledah Kapal Filipina di LCS, China Mengklaim Jadi Korban Ketidakpedulian

"Mereka segera dibawa ke rumah sakit dan diberikan perawatan tepat waktu. Cidera yang dialami kedua warga negara Jepang tidak mengancam nyawa namun warga China yang terluka masih mendapat perawatan di RS. Penyerang ditangkap di tempat dan kasus ini sedang diselidiki lebih lanjut, saya menyesalkan kejadian ini," ungkap Mao Ning.

Berdasarkan penilaian awal polisi, Mao Ning menyebut, insiden seperti itu jarang terjadi.

BACA JUGA: Tiongkok Disebut Hadirkan Ancaman DeFacto di Laut China Selatan

"Investigasi lebih lanjut masih dilakukan. Kejadian tunggal seperti ini dapat terjadi di negara mana pun di dunia," tambah Mao Ning.

China, menurut Mao Ning, secara luas diakui sebagai salah satu negara teraman di dunia.

"Kami selalu menyambut warga negara asing untuk mengunjungi China sebagai turis dan belajar, berbisnis dan tinggal di sini," ungkap Mao Ning.

Mao Ning pun menyebut masih banyak orang asing yang menilai bahwa China adalah negara yang aman.

"Anda (wartawan) juga tinggal di China. Menurut saya, Anda juga bisa merasakan bahwa negara ini cukup aman untuk ditinggali," kata Mao Ning.

Serangan tersebut terjadi ketika sang ibu sedang menunggu untuk menjemput anaknya di halte bus dekat satu sekolah Jepang, Suzhou Japanese School.

Sekolah itu terletak sekitar satu kilometer dari halte bus di daerah tempat tinggal banyak warga Jepang.

Pihak kepolisian di Suzhou mengatakan mereka menangkap seorang tersangka, pria asal China, tidak bekerja, berusia 52 tahun di tempat kejadian, yang diidentifikasi dengan nama keluarga Zhou.

Saksi mata di lokasi mengatakan ia melihat seorang pria menarik seorang anak laki-laki dan mengayunkan pisau ke arah ana itu, namun petugas bus dan orang tua di lokasi kejadian berhasil menaklukkan penyerang menggunakan payung dan tas.

Sekolah tersebut ditutup pada Selasa (25/6) setelah serangan itu, dan keamanan telah ditingkatkan di sekolah-sekolah Jepang lainnya di seluruh China.

Jalanan tempat insiden terjadi juga dikenal sebagai "Jalan Jepang" di Suzhou, karena banyaknya toko dan restoran Jepang di sana. Suzhou, kota berpenduduk sekitar 13 juta jiwa adalah rumah bagi banyak perusahaan besar Jepang.

Kedutaan Besar Jepang disebut memperingatkan warga negaranya untuk waspada terhadap lingkungan sekitar.

Serangan tersebut menyusul serangkaian insiden penikaman di berbagai lokasi di China dalam beberapa waktu terakhir. Pada 10 Juni 2024, empat dosen dari Cornell College, Iowa Amerika Serikat ditusuk oleh seorang pria saat mengunjungi Taman Beishan, kota Jilin, provinsi Jilin. Serangan itu tidak menyebabkan luka serius.

Selain penyerangan terhadap warga negara asing, insiden penusukan juga pernah terjadi terhadap warga negara China misalnya pada 7 Mei 2024, dua orang tewas dan 21 orang lain terluka karena serangan menggunakan pisau di satu rumah sakit di provinsi Yunnan.

Masih di Yunan, pada Agustus 2023, dua orang tewas dan tujuh lainnya terluka setelah seorang pria dengan riwayat penyakit mental menyerang warga dengan pisau.

Sementara pada Juli 2023, enam orang tewas, termasuk tiga orang anak-anak, dan satu orang terluka karena insiden penikaman di sebuah taman kanak-kanak di provinsi Guangdong sedangkan pada 2022 insiden penusukan juga terjadi di taman kanak-kanak yang menewaskan tiga orang dan melukai enam lainnya di provinsi Jiangxi.

China diketahui sebagai salah satu negara dengan tingkat kejahatan dengan kekerasan terendah di dunia karena ketatnya kendali atas kepemilikan senjata dan juga pengawasan yang luas. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler