jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fadli Zon mendesak pemerintah segera menerbitkan travel warning terhadap WNI untuk tidak berlayar ke perairan Malaysia maupun Filipina, yang belakangan menjadi lokasi penculikan dan penyanderaan.
Hal ini disampaikan Fadli, karena hingga kini sudah tercatat ada 11 WNI yang masih dalam penyanderaan oleh kelompok yang diduga terafiliasi dengan Abu Sayyaf.
BACA JUGA: DPR Agendakan Undang Haris Azhar, Bukan Sekadar Mengobrol
Baru, pada Rabu, 8 Agustus 2016, Herman disandera di wilayah Kinabatangan, Sabah, Malaysia.
"Harus ada travel warning. Suatu penjelasan kepada kapal-kapal yang melewati wilayah tertentu, di dalam koordinat tertentu, lintang berapa, bujur berapa, itu tidak boleh misalnya dilewati karena berpotensi terjadi penculikan," kata Fadli di gedung DPR Jakarta, Senin (8/8).
BACA JUGA: PGI Sarankan Presiden Bentuk Tim Independen
Berulangnya kasus penyanderaan ini, kata Waketum DPP Gerindra itu, Kementerian Luar Negeri terlihat tidak hadir. Padahal, kementerian yang dipimpin Retno Marsudi menjadi representasi negara untuk melindungi WNI di luar negeri.
"Saya kira ini suatu kegagalan dalam menjaga keselamatan dari orang Indonesia yang sedang melakukan perjalanan di daerah-daerah atau di wilayah, atau di koordinat tertentu," tegasnya.
BACA JUGA: 232 Titik Api Tersebar di Sumatera dan Kalimantan
Belajar dari kasus-kasus sebelumnya, tambah Fadli, Indonesia terkesan sudah menjadi mesin ATM bagi kelompok perompak di perairan Malaysia maupun Filipina.
"Kejadian berulang itu menunjukan bahwa tidak adanya kehadiran negara, tidak ada kehadiran pemerintah untuk melindungi warga negaranya," pungkas kolektor keris itu.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Panglima TNI: Testimoni Fredi Budiman Bukan Sekadar Pernyataan tapi…
Redaktur : Tim Redaksi