jpnn.com - KLATEN – Sudah sepekan lewat anak buah kapal (ABK) Brahma 12 disandera oleh kelompok Abu Sayyaf di wilayah Filipina Selatan. Seiring upaya pemerintah untuk membebaskan para sandera, pihak keluarga korban pun terus mendapat perkembangannya.
Salah satu yang mendapat kabar soal perkembangan penyanderaan itu adalah Sutomo (49), warga Klaten, Jawa Tengah yang juga ayah ABK Brahma 12 bernama Bayu Oktavianto (23). Jumat lalu (1/4) Sutomo dihubungi oleh PT Patria Maritime Line selaku pemilik Brahma 12.
BACA JUGA: Jembatan Nyaris Putus, Akses Terhambat
Dari pembicaraan per telepon antara Sutomo dengan PT Patria Maritime Line, diketahui bahwa para WNI yang disandera kelompok bersenjata di Filipina itu dibagi dalam dua kelompok. Menurut Sutomo, kelompok pertama terdiri kapten kapal, kepala kamar mesin (KKM) dan teknisi.
Sedangkan kelompok kedua terdiri dari tujuh orang termasuk nakhoda. “Anak saya ikut di kelompok kedua itu,” ujar Sutomo seperti dikutip Radar Solo.
BACA JUGA: Bikin Geger! Pria Ini Mati Suri Tiga Kali dalam Sehari
Sutomo memang bisa sedikit lega. Sebab, Bayu dan rekan-rekannya dikabarkan dalam kondisi sehat.
Hanya saja kelompok penyandera memang terus mendesak PT Patria Maritime Line segera menyerahkan uang tebusan sekitar Rp 15 miliar. Mereka memberikan tenggat waktu tebusan hingga 8 April 2016.
BACA JUGA: Marak Lokasi Esek-esek, Bupati Diminta Tiru Ahok
Menurut Sutomo, rencana pembebasan sandera sepenuhnya wewenang pemerintah pusat. Sedangan Patria Maritime Line dilarang bergerak sendiri.
Karenanya Sutomo berharap pemerintah bisa segera mengambil langkah. “Saya harap pemerintah bisa mengambil langkah sigap membebaskan anak saya serta ABK lainnya dengan tetap mengutamakan keselamatan para sandera,” ucapnya.(ren/wa/JPG/ara/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minum Tuak, Pulang Kecemplung Parit, Innalillahi
Redaktur : Tim Redaksi