Work From Hospital, Satu Perawat Untuk Menangani 15 Pasien Covid-19

Senin, 05 Juli 2021 – 08:55 WIB
Para tenaga medis kelelahan di RSUD Kota Bogor. Foto: diambil dari radarbogor.

jpnn.com, BOGOR - Rumah Sakit Lapangan Covid-19 Kota Bogor sangat kekurangan tenaga kesehatan.

RS Lapangan yang merupakan salah satu program perluasan dari RSUD Kota Bogor itu, masih memaksimalkan nakes yang ada untuk menangani pasien Covid-19.

BACA JUGA: Perintah Tegas Jenderal Andika soal Penanganan Pasien di RS Lapangan

Direktur Utama RSUD Kota Bogor dr Ilham Chaidir mengatakan, RS Lapangan saat ini sudah dapat menerima pasien Covid-19, tetapi masih kekurangan nakes maupun tenaga pendukung lainnya.

“Kami membutuhkan 60 perawat baru. Namun, setelah kami buka rekrutan (60 perawat) yang daftar hanya 12 orang saja,” kata Ilham seperti dilansir dari Radar Bogor, Minggu (4/7).

BACA JUGA: Banyak Nakes Tumbang, RS Islam Terpaksa Tutup Layanan untuk Pasien Covid-19

Untuk masalah ini, pihak RS terpaksa harus mengurangi pasien umum terlebih dahulu, dan perawatnya dialihkan untuk menangani pasien Covid-19.

“Kami mengurangi pasien umum, dan perawatnya dialihkan,” katanya.

BACA JUGA: Kemensos Kirim 20 Ribu Paket Makanan Siap Saji untuk Nakes di Jabodetabek

Namun, masalah tidak berhenti melalui solusi itu saja.

Ilham mengatakan, banyak perawat di lingkup RSUD Kota Bogor yang ikut terpapar Covid-19.

“Terhitung saat ini saja dari 470 perawat yang ada di lingkup RSUD Kota Bogor, sebanyak 55 orang terpapar virus corona,” kata dia.

Maka, solusi lain yang diambil pihaknya saat ini adalah, meminta satu perawat menangani hingga 15 pasien Covid-19 sekaligus.

“Satu perawat idealnya merawat enam pasien, karena saat ini banyak perawat yang terpapar, maka satu perawat bisa (menangani) 10-15 pasien, kondisi ini sangat melelahkan,” imbuhnya.

Dalam kondisi seperti ini berapapun jumlah nakes yang dimiliki, tidak akan pernah ideal dalam menangani pasien Covid-19.

Ilham mengatakan, jika berkaca dari peperangan sebelumnya melawan Covid-19, situasi ini masih akan terus terjadi.

“Kami sudah menangani 1,5 tahun lebih, tidak berisitirahat, tidak pernah work from home melainkan work from hospital, jadi saya berpikir sekarang biar masyarakat menilai jangan egois,” kata Dirut.

Dia menilai, masyarakat masih mengedepankan egonya untuk mendapatkan kesenangan dan kebebasannya, tanpa menerapkan prokes.

“Masyarakat masih egois karena saya lihat liburan masih penuh di jalan, makan-makan di luar, abai pada prokes, sementara nakes terus menggempur kekuatan, maka tolonglah sekali untuk memperhatikan hal ini sama-sama,” lanjutnya.

Soal solusi agar nakes tidak terpapar saat merawat pasien Covid-19, kata dia, ada beberapa tahapan yang sudah diterapkanya, di mana salah satunya adalah memperketat prokes.

“Mau tidak mau dalam satu bulan terakhir ini, kami berhadapan dengan hal itu. Mulai kelihatan kelelahan-kelelahan dari nakes. Karena paparan itu sekarang bisa terjadi di dalam dan luar rumah,” ungkap Dirut.

Meski demikian, dirinya tetap memberikan semangat dalam menangani pasien, serta saling menjaga.

“Saya hanya meminta tolong sekarang deh, dari prokes masyarakat terutama dalam menjaga mobilisasi,” ujarnya. (ded/c)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler