jpnn.com - Konsulat Jenderal (Konjen) Jepang Mr.Yoshiharu Kato ternyata lebih tertarik pada alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) yakni KRI Dewaruci. Padahal KRI ini sudah berusia 62 tahun ini.
Konjen Jepang yang didampingi dua stafnya, Mrs. Yuriko Nakjima dan Ms. Thosiaki Hirase beserta rombongan melakukan kunjungan ke Kapal Latih bagi Taruna AAL yaitu KRI Dewaruci, akhir pekan lalu, yang tengah sandar di Dermaga Ujung Koarmatim, Surabaya.
BACA JUGA: Tendang Anak Majikan Usia 2 Tahun, TKI Ditahan
Saat tiba di atas kapal kebanggaan TNI AL utamanya para Taruna AAL ini, Konjen Jepang disambut dengan penuh keakraban oleh Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Widiyatmoko di Loung Room KRI Dewaruci.
Menurut siaran pers Dispen Koarmatim, pada akhir kunjungan di atas KRI Dewaruci, Komjen Jepang dengan Komandan KRI Dewaruci saling tukar-menukar cindera mata.
BACA JUGA: Dua Petinggi Tersangkut Hukum, NasDem Ditantang Berani Audit Internal
Untuk diketahui, Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci saat ini sudah berusia 62 tahun. KRI yang berbasis di Surabaya ini merupakan kapal layar terbesar yang dimiliki TNI Angkatan Laut.
Nama kapal ini diambil dari nama dewa dalam kisah pewayangan Jawa yaitu Dewa Ruci. Dewaruci dibuat pada tahun 1952 oleh H. C. Stülcken & Sohn Hamburg, Jerman Barat. Kapal berukuran 58,5 meter dan lebar 9,5 meter dari kelas Barquentine ini merupakan satu-satunya kapal layar tiang tinggi produk galangan kapal itu pada 1952 yang masih laik layar dari tiga yang pernah diproduksi.
BACA JUGA: Kabar Gembira dari Menkes untuk Pegawai PTT
Sebuah sumber menyebutkan, bahwa pembuatan kapal ini dimulai pada tahun 1932, namun terhenti karena saat Perang Dunia II, galangan kapal pembuatnya rusak parah. Kapal tersebut akhirnya selesai dibuat pada tahun 1952 dan diresmikan pada tanggal 24 Januari 1953.
Selanjutnya, pada bulan Juli 1953, dilayarkan ke Indonesia oleh taruna AL dan kadet ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia, red).
Setelah itu, KRI Dewaruci yang berpangkalan di Surabaya, ditugaskan sebagai kapal latih bagi Taruna/Kadet Akademi Angkatan Laut (AAL). Kapal ini melayari kepulauan Indonesia dan juga ke luar negeri. Bahkan kapal ini juga pernah mengelilingi dunia sebanyak dua kali.
Pada upacara dan Parade pada acara Puncak Perayaan Sail Tomini di Sulawesi Tengah, KRI dengan berat 847 ton ini tetap terlibat pada pertengahan September 2015.
Kehadiran KRI Dewaruci diantara puluhan kapal perang yang berparade pada puncak Sail Tomoni tetap menarik perhatian warga.
Sebelum kembali di Pangkalan di Koaarmatim di Surabaya, KRI Dewaruci sempat sandar di Dermaga Layang, Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) VI di Makassar, Provinsi Sulwesi Selatan (Sulsel). Kehadirannya juga menjadi perhatian masyarakat Makassar.
Di atas kapal, Letkol Laut (P) Widiyatmoko Baruno Aji memaparkan tentang sejarah singkat KRI Dewaruci yang saat ini sudah memasuki umur 62 tahun. Meskipun sudah tidak muda lagi, kapal yang bertipe Barquentyn ini masih terlihat gagah serta mampu berlayar untuk melatih para taruna calon pemimpin TNI Angkatan Laut dalam mengarungi samudra.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPU Gelar Simulasi Untuk Finalisasi Aturan Ini
Redaktur : Tim Redaksi