jpnn.com, MATARAM - Penggangguran terbuka di NTB terbanyak berasal dari lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan lulusan strata satu (S1).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB mencatat, pada Februari 2017, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada penduduk dengan pendidikan SMK menempati posisi tertinggi, yaitu sebesar 11,12 persen, disusul oleh TPT universitas sebesar 6,99 persen.
BACA JUGA: Pekerja Paling Banyak Tamatan SD
Sementara TPT terendah terdapat pada penduduk dengan tingkat pendidikan SD kebawah sebesar 1,84 persen.
Kepala Seksi Statistik Kependuduan BPS Provinsi NTB, Indra Dewi menyebut jumlah angkatan kerja di Provinsi NTB pada Februari 2017 mencapai 2.520,067 orang bertambah sekitar 56.340 orang, jika dibandingkan dengan angkatan kerja Agustus 2016 ya
BACA JUGA: Sarjana Pendidikan Ingin jadi Guru Wajib Ikut PPG, Sistem Asrama
ng berjumlah 2.464.033 orang. Serta bertambah sekitar 138.005 orang, jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2016.
"Secara umum jumlah pengangguran pada Februari 2017 di NTB terjadi penurunan," kata Dewi, seperti diberitakan Radar Lombok (Jawa Pos Group).
BACA JUGA: Dua Tahun, Targetkan 355 Perusahaan Gandeng 1.755 SMK
Jika melihat jumlah penduduk yang menganggur untuk yang berpendidikan sarjana pada tahun 2016 sebesar 2,71 persen, maka pada Februari 2017 justru tingkat pengangguran terbuka untuk sarjana ini meningkat cukup drastis, yakni mencapai 6,99 persen.
Kenaikan tingkat pengangguran terbuka yang cukup tinggi juga dialami lulusan SMK. Dimana pada tahun 2016 jumlah TPT lulusan SMK sebesar 5,19 persen meningkat tajam di Februari tahun 2017 menjadi sebesar 11,12 persen.
Justru untuk lulusan diploma kecenderungannya jumlah TPT mengalami penurunan. Dimana pada Februari 2016, jumlah TPT sebesar 4,61 persen maka pada Februari 2017 ini menurun menjadi 2,78 persen.
Begitu juga TPT dengan pendidikan SD dan SMP juga cukup rendah masing masing 3,17 persen untuk SMP dan 1,84 persen untuk SD.
Sementara itu jumlah penduduk yang bekerja di NTB pada Februari 2017 mencapai 2.423.045 orang, bertambah sekitar 56.140 orang jika dibandingkan dengan keadaan Agustus 2016 yang berjumlah sekitar 2.367.031 orang.
Serta bertambah sekitar 128.001 orang, jika dibandi ngkan dengan keadaan Februari 2016.
Dijelaskan, TPT di NTB pada Februari 2017 mencapai 3,86 persen. Kondisi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan TPT Agustus 2016 sebesar 3,94 persen.
Dikatakannya, pada Februari 2017, sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di NTB adalah sektor pertanian yaitu sekitar 42,20 persen, diikuti oleh sektor perdagangan sekitar 21,79 persen, sektor jasa sosial kemasyarakatan dan jasa perorangan sekitar 16,05 persen, serta sektor industri sekitar 7,29 persen.
Berdasarkan jumlah jam kerja, pada Februari 2017, penduduk yang bekerja pada kelompok 35 jam keatas perminggu mencapai 1.477.052 orang atau 60,97 persen.
Sementara dalam setahun terakhir, pekerja tidak penuh atau jumlah jam kerja kurang dari 35 jam per minggu berkurang sekitar 7.120 orang.
Selanjutnya pada Februari 2017, penduduk bekerja masih didominasi oleh penduduk yang berpendidikan SD kebawah yaitu sekitar 1.177.060 orang ata 48,59 persen. Penduduk bekerja berpendidikan tinggi hanya sekitar 245.270 orang mencakup 49.150 orang atau 2,03 persen berpendidikan Diploma dan 196.120 orang atau 8,09 persen berpendidikan sarjana. (luk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Genjot Program Vokasi, Guru SMK Belajar di Negara Industri Maju
Redaktur & Reporter : Soetomo