jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mengejar pekerjaan jalan yang akan digunakan sebagai jalur mudik 2017. Khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera.
Untuk Pulau Jawa, Kementerian PUPR ngebut menyelesaikan proyek jalan tol Pantura yang akan menghubungkan ibu kota Jakarta dengan kota-kota di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
BACA JUGA: Rp 200 Juta Terbuang Setiap Hari karena Macet
Setelah tahun lalu membuka ruas tol hingga Brebes, tahun ini, Kementerian PUPR berencana membuka ruas tol hingga Ngaliyan di Semarang.
”Kami mengupayakan untuk fungsional sampai Ngalian di Semarang. Sehingga lalu lintas tadi bisa terdistribusi. Tidak mengumpul di satu titik,” kata Kepala Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Herry TZ.
BACA JUGA: Korlantas Mulai Ancang-Ancang untuk Musim Mudik Lebaran
Sejalan dengan itu, jalan nasional yang akan mendukung jalan tol tersebut pun dibenahi agar para pemudik bisa melakukan perjalanan dengan nyaman.
Kementerian PUPR yakni empat jembatan layang (overpass) jalur Pantura akan bisa digunakan pada musim mudik 2017.
BACA JUGA: Biker di Jalan Kebanjiran Jangan Langsung Masuk Tol
Jembatan layang tersebut yaitu, Jembatan Layang Dermoleng dan Kretek di Brebes dan Jembatan Layang Klonengan dan Kesambi di Tegal, Jawa Tengah. Empat jembatan layang tersebut difungsikan untuk mengurai kemacetan yang terjadi di jalur Pantura.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah VII Herry Marzuki mengatakan bahwa hingga saat ini, proses pembangunannya masih berlangsung dan diharapkan akan selesai pada Juni mendatang.
Herry mengatakan, dengan progress yang masih on the track itu, empat jembatan layang tersebut sudah akan bisa dilalui nanti.
”Nanti insya Allah sudah bisa fungsional. Jalannya sudah jadi, tapi mungkin masih belum diaspal. Masih pakai rigit. Tapi tetap bisa dilalui,” katanya.
Pembangunan jalan tol di Sumatera juga terus dikebut. Kementerian PUPR tengah mempercepat pembangunan jalan tol Trans Sumatera yang akan menghubungkan kota-kota di Sumatera mulai dari Banda Aceh sampai Lampung.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan saat ini progres pembangunan Tol Trans Sumatera sudah mencapai 62 persen, sehingga pada 2017 ini sebagian ruas tol sudah dapat dioperasikan.
"Bakauheni-Terbanggi Besar mudah-mudahan sudah dapat dioperasikan 2017 ini. Palembang-Indralaya bisa dioperasikan Bulan Juni 2017. Medan-Binjai juga akan dioperasikan pada 2017 ini. Sementara untuk ruas Pekanbaru-Dumai sudah mulai dilakukan pekerjaan fisiknya," ujar Menteri Basuki.
Tiga ruas jalan tol tersebut ditargetkan akan fungsional pada Lebaran Juni 2017 ini dengan rincian ruas Tol Medan–Binjai Seksi 2 Helvetia–Semayang sepanjang 6,18 kilometer (km) dan Seksi 3 Semayang–Binjai sepanjang 4,28 km, Palembang–Indralaya Seksi 1 Palembang–Pamulutan 7,75 km dan Bakauheni-Terbanggi Besar Paket 2 (Sidomulyo-Kotabaru) Segmen Lematang-Kotabaru sepanjang 5,025 km.
Sedangkan untuk ruas Tol Trans Sumatera lainnya yang akan selesai pembangunannya pada 2017 ini diantaranya ruas Palembang-Indralaya Seksi 3 (KTM-Simpang Indralaya) sepanjang 9,28 km, Bakauheni Terbanggi Besar Paket 1 (Bakauheni-Sidomulyo) Segmen Pelabuhan Bakauheni-Bakauheni sepanjang 8,90 km, dan seluruh ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61,7 km.
Selain menambah panjang jalan tol, untuk mengu5rai kemacetan, Kementerian PUPR juga mengambil kebijakan integrasi sistem pembayaran tol sebagai upaya penyederhanaan sistem pembayaran pada beberapa ruas jalan tolm yang saling terhubung.
Menurut Basuki, selama ini, antrean di gerbang tol (GT) kerap jadi biang kemacetan.
Dia mengatakan, kebijakan integrasi dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan di ruas-ruas utama jalan tol dengan menghilangkan transaksi di beberapa barrier gate.
Dengan begitu, antrean kendaraan akan terdistribusi ke masing-masing ramp sehingga waktu tempuh secara keseluruhan dapat berkurang.
”Ini merupakan program kita yang telah direncanakan dan mulai diimplementasikan. Sesuai dengan program kita saat mudik 2016 akan diadakan integrasi pembayaran jalan tol. Waktu itu kita baru lakukan di cluster 1 yaitu Cikopo-Palimanan, Cipularang-Purbaleunyi. Kemudian Palimanan-Kanci, Kanci-Pejagan -Brebes Timur untuk cluster 2,” terangnya.
Basuki menuturkan, integrasi Cluster 1 dan 2 sudah dilakukan sebelumnya. Tahun ini, sistem terintegrasinya akan ditambah satu ruas lagi, yaitu ruas Soreang – Pasir Koja yang akan beroperasi dalam waktu dekat.
Pengguna tol yang melalui cluster 1 dan 2 melakukan pengambilan kartu pada on ramp pay dan melakukan pembayaran pada off ramp pay.
Kebijakan penyederhanaan sistem pembayaran itu juga akan dibarengi dengan penerapan sirem pembayaran tol nontunai.
Herry TZ mengatakan, dengan kokndisi jumlah kendaraan yang begitu banyak dan petugas tol jumlahnya tidak berimbang.
”Itu seperti anak SD disuruh ujian setiap hari. Setiap ada yang bayar tol kan petugasnyha harus melihat masuk dari mana dan tarifnya berapa. Sudah tidak manusiawi,” ungkapnya.
Kebijakan itu, lanjut Herry, dimaksudkan untuk mendorong peningkatan penetrasi pembayaran tol non-tunai dengan penerapan sistem e-payment multi bank, sekaligus sebagai inisiatif awal pelaksanaan Roadmap tentang Electronic Toll Collection di Indonesia yang bersifat menerus, tanpa henti (free flow) dalam beberapa tahun ke depan.
”Nantinya, mobil sudah tidak perlu berhenti lagi saat bayar tol. Kalau di luar negeri, kecepatannya bisa 160 kilometer per jam,” ucapnya.
Sistem pembayaran terintegrasi juga berlaku pembayaran tol di beberapa ruas di Jakarta.
Seperti, ruas tol Jakarta-Tangerang dan Tangerang - Merak.
Selanjutnya akan ada perubahan sistem transaksi Tol Jagorawi menjadi transaksi terbuka seluruh segmen dari Cawang - Ciawi dengan tarif tunggal dan satu kali transaksi.
Dengan adanya perubahan ini maka transaksi GT Cibubur Utama dan Cimanggis Utama akan dihilangkan.
Pengguna dari arah Jakarta ke Ciawi akan melakukan transaksi di off ramp (off ramp pay).
Pengguna jalan tol dari arah Ciawi ke Jakarta melakukan transaksi di on ramp (on ramp pay).
Pengguna jalan tol arah SS Taman Mini-Ciawi melakukan transaksi pada off-ramp pay.
Pengguna jalan tol arah Ciawi-Jakarta melakukan transaksi pada on-ramp pay.
Sedangkan untuk Integrasi Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) atau Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta dengan JORR W1 dan JORR W2. Transaksi pada ketiga ruas tol tersebut akan dilakukan 1 (satu) kali pada on-ramp dengan tarif yang dibayarkan sama.
Sementara Kepala Bagian Operasional (Kabagops) Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Kombespol Benyamin menjelaskan bahwa untuk persiapan mudik 2017 ini sedang dilakukan.
Rencananya, Senin (3/4) akan ada rapat terbatas terkait persiapan mudik.
”Kapolri Jenderal Tito Karnavian akan menghadiri ratas tersebut,” terangnya.
Yang pasti, nanti berbagai teknis akan diatur dalam ratas tersebut.
Menurutnya, saat ini Korlantas telah melakukan berbagai pengkajian terkait jumlah kendaraan dan infrastruktur.
”Semua masih proses ya, nanti detilnya akan bisa setelah ratas” jelasnya.
Untuk prediksi jumlah kendaraan yang akan mudik, dia mengungkap hitungannya belum selesai. Namun, untuk prediksi titik macet memang sudah disimpulkan.
Untuk titik kemacetan di dalam jalan tol, dia menuturkan bahwa kemungkinan besar terjadi di Jalan Tol Pejagan Brexit Timur. ”Kemacetan di dalam tol ada empat titik,” urainya.
Empat titik itu yakni, Cikarang Utama, Cikunir km 10, Cikunir km 19 dan Palimanan. Cikarang Utama diprediksi macet karena merupakan titik pengambilan kartu.
Prediksi kemacetan di Cikunir km 10 sendiri karena merupakan pertemuan arus kendaraan.
”Apalagi, dekat dengan Cikunir km 19 yang terdapat rest area. Pengendara akan mengurangi kecepatan untuk masuk ke rest area,” jelasnya.
Terakhir kemacetan kemungkinan terjadi di Palimanan karena merupakan titik pembayaran jalan tol.
Prediksi titik-titik kemacetan ini akan direspon dengan berbagai pengaturan. ”Pengaturan ini sedang dirancang,” paparnya .
Khusus untuk muara jalan tol di Pemalang, dia menuturkan memang diprediksi menjadi titik sentral kemacetan.
Karena akhir dari arus kendaraan di jalan tol memang hingga sampai titik tersebut.
”Kalau kita bicara sebuah arus kendaraan di jalan tol dengan melihat adanya pintu masuk dan keluar yang masih belum sebanding, maka yang harus diatur adalah jumlah kendaraannya,” ujarnya.
Upaya untuk mengendalikan jumlah kendaraan yang masuk tol itu dilakukan dengan koordinasi yang intens.
Benyamin menjelaskan bahwa Polda Jawa Tengah menjadi sumber informasi terkait muara atau exit tol.
”Misalnya, terjadi kemacetan, kepadatan dan sebagainya, semua diinformasikan ke pos awal yang dikoordinir Korlantas,” jelasnya.
Saat Polda Jawa Tengah menginformasikan adanya kepadatan, dia menuturkan bahwa Korlantas akan mengurangi jumlah kendaraan yang masuk ke tol Pejagan-Brebes Timur.
Pengurangan ini dengan menutup beberapa pintu masuk tol. ”Sehingga, kepadatan akan berkurang dan diharapkan tidak terjadi kemacetan parah di dalam tol,” paparnya.
Tidak hanya itu, infrastruktur juga dipantau oleh Korlantas. Menurutnya, sudah ada empat flyover yang terbangun dari Pejagan hingga Banyumas.
Empat flyover itu baru saja selesai dan akan dibuka saat arus mudik.
”Cuma hanya tinggal satu flyover di daerah jembatan Kretek yang belum selesai. Kemacetan di sana saja,” ujarnya.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, jumlah penumpang angkutan jalan tahun ini naik hingga 5 persen dari sebelumnya sebesar 4,4 juta penumpang.
Kendati begitu, Plt Kepala Komunikasi Publik Kemenhub J. A Barata masih belum dapat memperinci kenaikan tersebut untuk angkutan umum atau pribadi. ”Biasanya naik sebesar itu. Tapi sampai saat ini masih disusun untuk rencana operasinya,” ujarnya.
Di kesempatan berbeda, Dirjen Perhubungan Darat Pudji Hartanto menuturkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan korlantas, Kementerian PUPR dan kementerian/lembaga terkait. Ada beberapa hal yang menjadi highlight, seperti antisipasi kemacetan di sejumlah titik.
”Salah satunya, ada integrasi proses pembayaran tol. Ini PUPR sedang susun,” ujarnya ditemui usai rapat di DPR beberapa waktu lalu.
Dia mengungkapkan, dengan integrasi pembayaran ini maka pembayaran tol yang dikelolah oleh beberapa operator bisa dirangkum jadi satu.
Dengan begitu, kendaraan tidak perlu lagi antri panjang di beberapa gerbang tol yang sejatinya terhubung. Sehingga, waktu tempuh perjalanan pun bisa lebih efektif.
Diakuinya, dari berbagai faktor bottleneck (penghambat, Red) gerbang tol jadi salah satu pemegang peran penting dalam hal kemacetan.
Apalagi, hingga saat ini, gerbang tol masih melayani pembayaran tunai yang sering kali membuat arus kendaraan mengekor. karenanya, dia mendorong agar transaksi bisa dilakukan secara non tunai. ”Bisa lebih cepat saat transaksi,” katanya.
Di sisi lain, Pudji mengungkapkan, pihaknya juga tengah menyusun aturan soal angkutan barang saat masa angkutan lebaran.
Dia mengungkapkan, akan ada pembatasan angkutan barang pada masa angkutan lebaran nanti. (and/idr/mia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Macet Aksi 212, Sepeda Motor Masuk Tol
Redaktur & Reporter : Soetomo