jpnn.com - jpnn.com - Hampir di seluruh daerah, harga cabai melambung tinggi, di atas Rp 100 ribu per kilogram. Meski demikian, masih ada yang menjual dengan harga miring.
Yakni SMA 3 Balikpapan, Kaltim, yang membudidayakan cabai. Mereka menjual dengan harga Rp 60 ribu–Rp 70 ribu per kilogram. Namun, barangnya memang tak banyak.
BACA JUGA: Harga Cabai Tertinggi dalam 43 Tahun Terakhir
Penanggung jawab kebun sekolah dan guru kimia kelas 11 SMA 3 Balikpapan, Lena Manatin mengatakan, sekolah telah menanam cabai sejak 2015. Bahkan ditunjuk sebagai sekolah peduli inflasi.
Dia menjelaskan, panen pertama kali pada Juni 2016. Awalnya hanya panen sebanyak 1 kilogram kini terus bertambah hingga mencapai panen 20 kilogram.
BACA JUGA: Harga Cabai di Daerah Ini Sudah Mulai Turun Loh
Sekarang tanaman cabai yang dirawat sebanyak 1.268 polybag di lima kaveling tanah sekolah. "Bisa panen sampai 10 kilogram per hari. Satu polybag bisa panen sampai setengah kilogram," ujarnya.
Namun, dia menjelaskan sejak musim hujan Desember lalu, panen berkurang. Ada tanaman yang hangus karena terkena hujan asam.
BACA JUGA: Harga Cabai Rawit di Atas Daging Sapi, Pedagang Rugi
Yakni pada malam hari tumbuhan mengeluarkan karbondioksida dan tertangkap oleh air hujan dan airnya mengenai cabai dan daun.
"Kami antisipasi. Tiap pagi, daun dan cabai disiram dengan air keran supaya asamnya larut keluar. Kalau dibiarkan, cabainya hangus," ucapnya.
Dia menambahkan jenis cabai sret dan bhaskara yang ditanam selalu laku dijual tiap panen. Baik dibeli guru, sekolah, kantin.
"Kami jual lebih murah. Biasanya beli seperempat kilogram hingga setengah kilogram. Paling ramai, beli waktu Natal dan sebelum tahun baru. Panen 20 kilogram habis terjual," ujarnya.
Adapun uang hasil penjualan, semua kembali ke biaya perawatan cabai. Yakni membeli pupuk yang tidak murah. Pupuk organik, pupuk cair, dan pupuk kandang.
"Biar tetap panen. Supaya bebas hama dan tumbuh subur," tutupnya. (*/ane/rsh/k15)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cabai Rawit Mahal, Jokowi Bilang Nggak Usah Dibeli
Redaktur & Reporter : Soetomo