jpnn.com - SAMPIT - Petugas gabungan dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) dan Satuan Polisi Pamong Praja ( Satpol PP) Kotim, Kalimantan Tengah, kembali menertibkan pengemis, Minggu (21/6) malam.
Mengejutkan, salah seorang pengemis yang tertangkap ternyata berpenghasilan jutaan dan memiliki berhektare-hektare tanah. Romli, pengemis yang biasa mangkal di Pasar Ramadan di Taman Kota Sampit, tak berdaya saat dibawa petugas.
BACA JUGA: Napi Narkoba Tewas Setelah Kejang-Kejang di Dalam Sel Tahanan Lapas
Dia ditangkap bersama anaknya yang masih kecil. Di tempat terpisah, istrinya Suparmi juga ditangkap dengan barang-barang bawaannya.
Dari hasil pemeriksaan, petugas menemukan sejumlah surat kepemilikan tanah (SKT), plus uang dalam jumlah besar. Dari keluarga tersebut, petugas menemukan uang tunai sedikitnya Rp 10 juta.
BACA JUGA: Fahri Kecam Menaker soal Buruh Tiongkok di Banten
Ada juga lima buah SKT dengan luas tanah keseluruhan 4,25 hektare. Dari pengakuan mereka, per hari keluarga ini mampu mengumpulkan minimal Rp 1 juta.
Saat digeledah petugas, keluarga warga asli Marabahan, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, ini sangat pintar mengelabui. Mereka menyimpan uang dengan menjahitnya pada kantong tas besar agar tak ketahuan. Bahkan petugas pun sempat emosi karena dibohongi.
BACA JUGA: Astaga... Pria Ini Obok-Obok Anu Dua Bocah Perempuan Anak Tetangganya
Mereka membantah seluruh SKT dan uang dalam jumlah besar itu merupakan hasil mengemis. Mereka mengaku sebagian harta itu hasil berjualan, dan usaha lainnya. Namun setelah dicecar banyak pertanyaan, baru lah membenarkan bahwa ada SKT itu merupakan hasil ngemis.
"Memang dua SKT dari hasil ngemis, tapi yang lainnya hasil kerja," kata Suparmi, saat ditanya petugas.
Lain lagi pasangan suami istri, Slamet dan Alimah, warga Sumenep, Jawa Timur, dalam waktu yang sama mereka juga tertangkap saat mengemis. Pasangan ini mengaku baru sehari mengemis di Sampit dengan modus berjualan stiker dan buku agama.
"Baru hari ini saya datang dari Banjarmasin, dan baru dapat Rp 570 ribu," ucapnya polos.
Dari informasi Dinsosnakertrans belum ada indikasi para pengemis ini berjaringan, ataupun ada kelompok lainnya. Namun berdasarkan pantauan, pengemis ini merupakan pemain baru yang meminta-minta saat Ramadan tahun ini di pusat-pusat keramaian.
Seluruh pengemis yang tertangkap ini rencananya dikembalikan ke daerah asalnya. Sementara hasil mengemisnya akan dikembalikan kepada mereka untuk biaya pulang ke kampung halamannya.
"Kami meminta kepada masyarakat untuk menaati imbauan bupati agar tidak sembarangan memberi sedekah kepada pengemis. Jika ingin bersedekah, bersedekahlah ke tempat sedekah yang resmi," ucap Bima Ekawardha, kepala Dinsosnakertrans Kotim.
Selama Ramadan ini, petugas akan tetap merazia gelandangan dan pengemis (gepeng), agar keberadaannya tidak menjamur di daerah tersebut. Karena biasanya, momentum Ramadan ini dimanfaatkan pengemis-pengemis dari luar daerah. (oes/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suku Amungme 48 Tahun tak Terima Ganti Rugi dari Freeport
Redaktur : Tim Redaksi