Wow... Kini Ada Masjid Kapal di Semarang

Selasa, 21 Februari 2017 – 23:58 WIB
MEGAH: Bangunan masjid berbentuk kapal di Padaan, Podorejo, Ngaliyan, Semarang. Foto: Adennyar Wycaksono/Radar Semarang

jpnn.com - Sebuah masjid berbentuk kapal berdiri megah di Dukuh Padaan, Kelurahan Podorejo, Ngaliyan, Semarang. Masjid yang diberi nama Safinatun Najah itu memang belum jadi 100 persen. Namun keberadaannya sudah menarik warga. Seperti apa?

ADENNYAR WYCAKSONO, Semarang

BACA JUGA: Kiat Parimin agar Sukses Berjualan Bakso

MASJID unik itu berada di Jalan Kyai Padak RT 5 RW V, Dukuh Padaan, Kelurahan Podorejo. Bentuknya kapal yang sangat besar, lengkap dengan jendela berbentuk bulat, buritan, haluan, dan ciri khas kapal lainnya.

Masjid tersebut dinamai Safinatun Najah oleh warga yang membiayai pembangunannya, yakni KH Achmad. ”Saat ini, proses pembangunan masih 90 persen, belum jadi betul,” kata Husein, pekerja masjid tersebut kepada Jawa Pos Radar Semarang.

BACA JUGA: Aduhai, Bu Dokter Gigi Ini Masih Demen Menyambi

Pria 52 tahun itu menceritakan, Kiai Achmad sengaja membuat bangunan mirip kapal yang akan dijadikan masjid tersebut. Bangunan tiga lantai dengan panjang 50 meter, lebar  17 meter, dan tinggi  14 meter itu nantinya juga dipergunakan untuk sekolah kejuruan atau pelatihan kerja, klinik kesehatan bagi masyarakat sekitar dan ballroom.

Lantai pertama untuk ruang pertemuan, rapat, atau acara lain. Bahkan bisa untuk resepsi warga.

BACA JUGA: Terlilit Utang Rp150 Juta, Sabar dan Udik Gasak Truk Wani Piro

“Lantai dua untuk masjid, lantai tiga belum tahu mungkin  untuk tempat latihan kerja dan perpustakaan. Kata Pak Kiai juga, fasilitas yang ada bisa digunakan secara cuma-cuma oleh warga sekitar,” tuturnya.

Husein menjelaskan, Kiai Achmad adalah ulama dari Semarang yang mengajar ilmu agama. Kiai Achmad memiliki rumah di daerah Gendingan, Semarang Tengah.

Bangunan dengan luas total 2.500 meter persegi ini berdiri di atas lahan seluas 7,5 hektare. Selain bangunan berbentuk kapal, nantinya akan ada dua bangunan lain. Satu bangunan untuk klinik yang ada di sebelah kiri, sedangkan di belakang bangunan utama ada asrama putri.

”Nantinya ada tiga bangunan. Bangunan klinik dan asrama masih dibangun,” tuturnya.

Terkait bentuk kapal, ternyata terinspirasi dari kapal atau bahtera milik Nabi Nuh AS. Karenanya masjid berbentuk kapal itu juga diharapkan menjadi tempat wisata religius.

“Jadi orang bisa memperlajari sejarah Islam. Kalau mau selamat di akhirat, ya belajar agama, ya belajar umum juga, keterampilan,” terangnya.

Bangunan itu memiliki enam pintu utama di samping kanan dan kiri. Sedangkan jumlah jendelanya ada 74 buah.

Karena berbentuk kapal, masjid itu dalam pengerjaannya mengalami kendala di bagian lambung. Bahan yang digunakan adalah batu bata, sementara di sepanjang pinggir bangunan dibuat kolam agar bangunan benar-benar tampak seperti kapal di atas air.

”Susahnya pas bangunan bagian bawah, harus ekstra hati-hati karena rawan roboh, total ada 40 karyawan yang mengerjakan dengan lama pengerjaan 1,5 tahun,” tuturnya.

Hanya saja Husein tak mengetahui jumlah dana untuk membangun masjid itu. Perkiraannya sampai miliaran rupiah. “Kalau habisnya berapa saya kurang tahu,” katanya.

Meski belum sepenuhnya jadi, namun masjid berbentuk kapal itu sudah mulai dikunjungi banyak warga terutama untuk berswafoto atau selfie. Sebab, pemilik membebaskan tempat itu untuk warga yang memang ingin menikmati pemandangan sekitar.

”Bangunannya unik, bagus. Kalau dari atas pemandangannya juga bagus. Jadi kalau sore banyak warga yang ke sini untuk menghabiskan waktu,” tutur Anggi (17), warga sekitar masjid.(*/aro/ce1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bibit Waluyo Diperiksa Kejati


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler