JAKARTA - Bank Central Asia (BCA), membukukan laba bersih yang luar biasa. Yakni sebesar Rp 4,5 triliun. Jumlah tersebut naik 11,1 persen dibanding periode sama di tahun lalu. Yakni Rp 4,1 triliun.
Menurut Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, kenaikan laba bersih ini berkat pendapatan operasional yang tumbuh 17 persen menjadi Rp 12,8 triliun dari kuartal I 2015 yang mencapai Rp 11 triliun.
Kenaikan ini berkat naiknya portofolio kredit BCA 11,4 persen menjadi Rp 373,7 triliun dibanding posisi sama tahun sebelumnya.
Kredit korporasi tumbuh 18,5 persen menjadi Rp 129,4 triliun dan kredit UKM meningkat 5,9 persen ke Rp 142,3 triliun.
“Peningkatan kredit korporasi secara kuartalan memang cukup besar akibat banyak perusahaan yang menggeser kebutuhan kredit dari valuta asing ke rupiah, ini membuat permintaan kredit ke BCA naik signifikan,” kata Jahja.
Sedangkan untuk kredit konsumer BCA tumbuh 10,9 persen menjadi Rp 102,1 triliun.
BACA JUGA: Ini Alasan ICMI Mendukung MPR Menyelenggarakan Sidang Tahunan
Kredit pemilikan rumah (KPR) juga tumbuh. Yaitu 9,4 persen menjadi Rp 59,9 triliun. Sedangkan dan kredit kendaraan bermotor (KKB) naik 13,8 persen menjadi Rp 32,7 triliun.
“Di tahun ini kami menargetkan kredit baru dari KPR sebesar Rp 4 triliun. Di kuartal I tahun ini saja kami sudah bukukan kredit baru sekitar Rp 1 triliun. Artinya, tiap bulan kami mampu menyalurkan KPR sebesar Rp 2,3-Rp 2,4 triliun untuk mengganti kredit yang jatuh tempo agar target tiap kuartal tercapai,” katanya.
Jahja bilang, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perusahaan di kuartal I 2016 ada di level 1,1 persen, naik dibanding periode sebelumnya 0,7 persen.
BACA JUGA: Ada Kabar Nyalla Sudah Ditangkap, Simak Penjelasan Mabes Polri Ini
Kenaikan ini akibat terdapat satu nasabah yang bermasalah membayar kredit dengan nilai Rp 500 miliar.
Kredit ini memberi kontribusi sebesar 0,2 persen dari total keseluruhan kredit macet. Tak hanya itu, kenaikan NPL ini juga terjadi karena jumlah pembagi antara pembilang dan penyebut turun. Bila dibanidng Desember 2015, kredit BCA sebetulnya turun Rp 13 triliun.
“Sementara itu, kredit macet naik di kuartal I tahun ini yang menyebabkan rasio NPL tumbuh karena angka pembilang dan penyebut turun. Namun, NPL ini masih sangat aman,” pungkas Jahja. (bca/adv)
BACA JUGA: Jangan Ada Lagi Pesawat Senggolan di Bandara
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nah Lo...Taufik Bantah Ada Pertemuan di Rumah Aguan
Redaktur : Tim Redaksi