jpnn.com, KEPULAUAN SERIBU - Tradisi tahunan Syukuran Laut masyarakat nelayan Pulau Kelapa Dua, Kelurahan Pulau Kelapa, Kecamatan Kepulaun Seribu Utara, Kepulauan Seribu, Sabtu (13/5), berlangsung sangat meriah.
Syukuran itu digelar sebagai bentuk rasa syukur penduduk atau masyarakat setempat yang menggantungkan penghasilannya dari laut. Mereka menggelar syukuran di atas perahu nelayan.
BACA JUGA: Target 1.000 Yacht 2017, Kemenpar Gelar Berbagai Rally Yacht
Puncak acara pesta laut ditandai dengan pembacaan doa di dua dermaga sandar Pulau Kelapa Dua. Kegiatan dilanjutkan dengan madua sipulung atau duduk bersila bersama sambil menyantap hidangan yang telah disediakan
"Tradisi ini adalah bentuk kebersamaan, tidak ada beda antara pejabat dengan masyarakat. Semua duduk sama rata, bersila, tidak ada bangku atau kursi. Semua menjadi setara dihadapan sang pencipta," kata Haji Amir, sesepuh sekaligus ketua panitia Festival Pesona Bahari Pulau Kelapa Dua.
BACA JUGA: Festival Padang Melang II 2017 Hebohkan Anambas
Usai bersantap bersama, ratusan warga lantas saling menyiramkan air laut. Warga nelayan baik tua mapun muda, pria maupun wanita, juga anak anak dengan menggunakan kapal-kapal kayu begitu antusias saling siram dengan menggunakan ember maupun plastik yang terisi air untuk membasahi warga yang berada di kapal lainnya.
Selain di atas kapal nelayan, aksi siram menyiram air juga dilakukan di daratan. Warga yang berada di sekitar dermaga juga tak mau ketinggalan untuk menyiram siapa saja yang lewat di depan mereka, termasuk seluruh undangan yang hadir.
BACA JUGA: Gandrung Banyuwangi Menginspirasi Teater Garasi
"Ini memang menjadi tradisi sejak nenek moyang kami, aksi siram menyiram ini sebagai tanda berbagi keceriaan setelah setahun penuh kita mendapatkan rejeki dari hasil melaut. Tidak ada rasa marah saat disiram air, tanda kita semua bersyukur," katanya.
Apresiasi tinggi ditunjukkan Asisten Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Arief Wibowo. Dia mengharapkan kegiatan pesta laut nelayan Kelapa Dua yang telah berlangsung sejak 20 tahun lalu menjadi tradisi.
Arief menambahkan, dukungan Kementerian Pariwisata juga membuat kegiatan itu berlangsung sangat meriah. “Makna dari pesta laut itu sendiri yakni sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT setelah selama satu tahun mengeruk hasil kekayaan laut berupa ikan," katanya.
Menanggapi hal ini, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti didampingi Kasubdit Promosi Wisata Pantai dan Pesisir Kemenpar I Nyoman Wija Sudiantara, mengatakan, kementerian yang dipimpin Arief Yahya itu memang sangat mendukung kegiatan di daerah yang telah ditetapkan menjadi destinasi 10 Bali baru ini.
Dia berharap agar pada tahun-tahun mendatang event ini dikemas lebih baik lagi dengan menggelar sejumlah acara pendukung. Menpar Arief Yahya punya rumus pre-event, on event dan post event dalam mengemas promosi di media. Lalu strategi medianya harus convergence, dengan paid media, own media, social media dan endorser media.
"Tetap dilaksanakan oleh masyarakat dan pemerintah setempat, Kemenpar mendukung dan memberikan bantuan agar kegiatan berjalan lancar dan nuansanya tidak hilang," ujar Esthy.
Syukuran laut ini juga diisi dengan kegiatan parade kapal nelayan. Para nelayan telah menghiasi kapal menggunakan kertas warna dan memasang umbul-umbul dari kain panjang bercorak batik. Selain itu, di kapal juga dihiasi berbagai makanan pokok nelayan yang dijadikan bekal saat menangkap ikan.
"Letusan petasan menandai bergeraknya puluhan perahu hias nelayan ini mengitari Pulau Kelapa dan Pulau Kelapa Dua. Ini acara menarik dan harus dilestarikan," kata Nyoman.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gubernur Babel Erzaldi: Pasar Kami Singapura dan Malaysia
Redaktur : Tim Redaksi