jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI, Johnny G Plate menyatakan sekitar 80 persen kredit usaha rakyat (KUR) salah sasaran. KUR yang semula dirancang untuk bantuan modal bagi usaha produksi mikro rakyat di pelosok pedesaan, justru beralih ke kredit usaha jasa distribusi.
"KUR itu sebetulnya untuk kredit produksi mikro bagi nelayan dan petani di desa-desa sentra produksi. Dalam praktiknya, sekitar 80 persen justru mengalir ke sektor usaha jasa distribusi di kota-kota," kata Johnny, dalam Forum Legislasi "RUU Perbankan", di pressroom DPR, Senayan Jakarta, Rabu (14/9).
BACA JUGA: BI Segera Luncurkan Uang NKRI Dengan Desain Baru
Oleh pengusaha jasa distribusi lanjutnya, KUR tersebut justru digunakan untuk mendikte produk petani dan nelayan sehingga menggerus manfaat ekonomi yang semestinya dinikmati petani dan nelayan mikro.
Salah sasaran KUR ini menurut politikus Partai NasDem ini, harus segera diperbaiki agar KUR itu bisa memberikan manfaat sosial dan ekonomi sebesar-besarnya terhadap pengusaha produksi mikro.
BACA JUGA: Bangun Infrastruktur Baru, Telkom Investasikan Rp 2 Triliun
"Ini harus segera diperbaiki, sebab pada tahun 2017 suku bunga KUR itu tak lebih dari 7 persen karena suku bunga rilnya akan ditutup oleh APBN. Kalau KUR itu akan tetap dibiarkan mengalir ke sektor jasa distribusi, undang-undang harus memberikan ketegasan pendistribusian KUR dengan cara menentukan jenis usaha dan besaran aliran KUR bagi setiap kelopok kegiatan ekonomi mikro," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA JUGA: Harga Gas Tinggi, Pupuk Indonesia Optimistis Garap Ekspor
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Didesak Segera Terbitkan PP Rusun
Redaktur : Tim Redaksi