Harga Gas Tinggi, Pupuk Indonesia Optimistis Garap Ekspor

Rabu, 14 September 2016 – 09:38 WIB
Ilustrasi. Foto: Ist

jpnn.com - JAKARTA – PT Pupuk Indonesia (Persero) tak patah arang meski harga pupuk di tanah air lebih tinggi ketimbang negara tetangga. Perusahaan pelat merah itu sudah melakukan ekspor pupuk ke Australia dan beberapa negara Asia Tenggara.

Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero) Koeshartono mengatakan, saat ini Indonesia telah mengekspor sebanyak 800.000 ton hinggaAgustus 2016 dengan target 1,5 ton per tahun.

BACA JUGA: Pemerintah Didesak Segera Terbitkan PP Rusun

Dengan harga gas yang mahal, ternyata produk di Indonesia juga diminati di negara tetangga karena dekat dari segi geografis.

"Ya karena kita ini ada kedekatan maksudnya dekat jarak walaupun harganya agak tinggi kita masih bisa masuk ke market mereka. Kita mengambil peluang di situ," ujarnya di Jakarta, kemarin.

BACA JUGA: LPS Ubah Skema Tingkat Bunga Penjaminan

Menurut Koeshartono, ekspor pupuk per Agustus sebanyak 800.000 ton ini lebih bagus dibandingkan 2015 di semester pertama. Hal itu karena ada kerusakan alat pada awal 2015 di pabrik Bontang, Kalimantan Timur.

"Kita ekspor ke Australia dan Asia Tenggara saja. Sampai dengan bulan ini sekitar 800.000-an. Ini secara total naik dari tahun kemarin karena tahun kemarin itu agak rendah karena ada kerusakan di Bontang, kerusakan alat muatnya di 2015 awal semester I. Padahal tempat ekspor terbesar ini ada di PKT (Pupuk Kalimantan Timur) Bontang," ujar Koeshartono.

BACA JUGA: Maksimalkan Penjualan Mitsubishi, Krama Yudha Banjir Promo

Saat ini harga jual pupuk lokal berkisar USD 240-250 per ton. Sedangkan harga jual pupuk dunia seperti Tiongkok senilai USD 195-250 per ton. Pada semester pertama, Indonesia bisa ekspor ke negara tetangga.

Tetapi di semester kedua ini sedang menahan ekspor karena harga jual di dunia sedang turun, yakni USD 195 per ton.

"Karena kondisi semester pertama masih lumayan harganya, masih bisa kita ekspor. Angka besar tadi karena kita manfaatkan semester pertama. Tapi di semester kedua ini kita menahan dulu karena harganya masih murah," ujar Koeshartono.

Kinerja semester kedua 2016 ini laba PT Pupuk Indonesia sebesar Rp 2,151 triliun atau naik Rp 250 miliar dibandingkan periode yang sama pada 2015 sebesar Rp 1,906 triliun.

Saat ini kapasitas produksi pupuk per tahun 12 juta ton per tahun. Sebanyak sepuluh juta ton difokuskan untuk kebutuhan dalam negeri. Sedangkan sisanya bila kebutuhan lokal telah terpenuhi baru akan diekspor. (lum/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Konversi Bank NTB ke Syariah Dinilai Hanya Pencitraan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler