Wuih..Menkop Targetkan Serapan 100 Triliun Akhir Tahun

Selasa, 25 Oktober 2016 – 17:37 WIB
Menkop UKM AAGN Puspayoga. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA-- Realisasi penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) per 17 Oktober 2016 telah mencapai Rp 75 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 3,5 juta orang.

Sedangkan target penyerapan hingga akhir tahun ini harus mencapai Rp 100 triliun.

BACA JUGA: Dapat Amanah Kelola 140 Jembatan Timbang, Menhub: Sebagian Besar Bermasalah

Dengan demikian, penutupan tahun Kementerian Koperasi dan UKM masih memiliki kesempatan untuk mengejar target tersebut.

"Kita sudah sepakat apa yang dikatakan pa Menko (Perekonimian) bukan pencapaiannya itu tapi kualitas pencapaian yang kita utamakan jangan sampai semua itu hanya untuk sektor perdagangan saja, ada sektor pertanian, perikanan, peternakan dan lainnya," kata Menkop UKM AAGN Puspayoga dalam media briefing dua tahun pemerintahan Jokowi-JK di Istana, Jakarta, Selasa (25/10).

BACA JUGA: Kemenhub Bidik Pungli di Jembatan Timbang

Puspayoga mengatakan bunga KUR yang rendah dan proses yang mudah menjadi daya tarik bagi pelaku KUMKMK untuk mengajukan kredit guna mengembangkan usaha.

Pada masa pemerintahan Jokowi-JK, pemerintah telah menurunkan bunga KUR dari 22 persen menjadi sembilan persen.

BACA JUGA: BCA Kembali Resmikan E-Parking di Jalan Juanda

Bahkan tahun depan akan diturunkan lagi menjadi tujuh persen.

Dengan adanya program KUR bagi UMKMK ini diharapkan bisa membantu pembiayaan pelaku usaha.

Sedangkan, bagi pemerintah bisa mendukung tercapainya percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKMK dalam rangka penanggulangan kemiskinan serta perluasan kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi.

"Jadi kalau satu nasabah itu menambah satu tenaga kerja, dengan Rp 75 triliun saja berarti sudah menambah 33 juta tenaga kerja," imbuh Puspayoga.

Puspayoga menjelaskan peningkatan akses dan perluasan skema pembiayaan melalui program KUR mikro kini dilakukan untuk menjangkau UMKM di berbagai sektor.

Sebagai informasi, saat ini terdapat 16 bank penyalur KUR.

Di antaranya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Panin Tbk, PT Bank Artha Graha Tbk, PT Bank Sinarmas Tbk, PT BPD Bali, PT BPD Kalimantan Barat dan PT BPD Nusa Tenggara Timur.

"Sedangkan koperasi yang mengajukan penyalur KUR, tinggal Pak Menko, Komite kebijakan yang menyetujui. Sudah ada 20 koperasi mengajukan sudah online dengan Kemenkeu," imbuh Puspayoga.

Tidak hanya itu, dalam rangka peningkatan akses pembiayaan yang lebih luas, Kemenkop UKM juga menyediakan program penyaluran dana bergulir yang disalurkan melalui lembaga khusus.

Yakni Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).

Melalui program ini pemerintah berupaya meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi rakyat, penyerapan tenaga kerja, penumbuhan wirausaha baru, menyiapkan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.

Dia menyatakan perkembangan penyaluran pinjaman dana bergulir melalui mitra dalam dua tahun pemerintahan Jokowi-JK telah mengalami peningkatan yang signifikan.

Nilai penyaluran pada Oktober 2014 sampai dengan proyeksi akhir Oktober 2016 mengalami pertumbuhan sebesar Rp 175 triliun lebih atau sebesar 12,95 persen.

Begitu pula untuk akumulasi penyerapan tenaga kerja melalui penyaluran pinjaman dana bergulir dalam dua tahun terakhir juga terus meningkat.

Dari Oktober 2014 hingga Oktober 2016 angkanya diproyeksikan mencapai sebanyak 629 ribu lebih orang.

Disamping itu, dari total dana bergulir yang disalurkan tersebut telah menyentuh berbagai sektor usaha.

Terbesar ada pada sektor perdagangan, hotel, dan restauran dengan nilai dana yang tersalurkan sebesar Rp 1,4 triliun atau 49,79 persen dari total dana bergulir periode Oktober 2014 hingga Oktober 2016.

Sebaran sektor usaha lainnya adalah pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan (23,65 persen), jasa-jasa (10,11 persen), pengangkutan (6,82 persen, industri pengolahan (3,91 persen), keuangan, persewaan dan jasa perusahaan (2,27 persen).

Kemudian bangunan (2,23 persen), pertambangan dan penggalian (0,68 persen, listrik, gas dan air bersih (0,44 persen). (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sukses, Potensi Transaksi ITB Asia Tembus USD 20 Juta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler