jpnn.com, JAKARTA - Sebagai Presidensi G20, Indonesia bakal menghelat KTT G20 di Bali dalam beberapa hari ke depan.
Banyak negara berharap perhelatan KTT G20 dapat memberikan aura perdamaian ke seluruh dunia.
BACA JUGA: Apel Operasi Puri Agung 2022, Dua Jenderal Siap Amakan KTT G20
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai telah membawa aura perdamaian di tengah konflik antar Rusia dan Ukraina di tengah status Indonesia sebagai Presidensi G20.Dalam forum pembukaan Forum Agama G20 atau lazim disebut Religion of Twenty (R20), Jokowi mengenalkan ideologi Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Pengamat politik sekaligus peneliti senior Center for Indonesian Domestic and Foreign Policy Studies (Centris) AB Solissa mengatakan Indonesia perlu menonjolkan kelebihan nilai-nilai Pancasila sebagai sebagai model dalam tataran global.
BACA JUGA: Jenderal Andika: TNI Mengerahkan 13 KRI Mengamankan Puncak KTT G20
Menurut dia, nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam lima sila masih relevan dan bisa dijadikan sebagai ideologi alternatif bagi negara-negara di dunia yang sedang menghadapi masalah.
“Lima sila ini, menurut saya relevan, dan bisa menjadi ideologi alternatif bagi negara-negara di dunia dalam mewujudkan kehidupan yang guyub, aman, tentram, dan bahagia,” kata Solissa, Senin (7/11).
BACA JUGA: Menjelang COP-27 dan KTT G20, Ketum Kadin Arjsad Rasyid Bertemu Paus Fransiskus, Nih Agendanya
Menurut Solissa, kekacauan dunia akibat perang Rusia-Ukraina, ketegangan blok barat dan blok timur yang berujung pada ancaman krisis pangan dan ekonomi membutuhkan jalan keluar, dan salah satunya adalah penerapan nilai-nilai Pancasila.
“Di tengah kekacauan dunia akibat perang seperti Rusia-Ukraina, bahkan seperti di Timur-Tengah yang hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda kapan akan berakhir, menurut saya, dibutuhkan sebuah platform ideologi seperti Pancasila,” ucapnya.
Untuk itu, akademisi lulusan Univeristas Paramadina itu mendukung Presiden Jokowi memanfaatkan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 untuk menyampaikan pentingnya nilai-nilai Pancasila bagi negara-negara luar, agar terciptanya kedamaian dan keadilan.
“KTT G20 yang akan diselenggarakan di Bali nanti harus dijadikan momentum penting bagi pemerintah Indonesia untuk menyampaikan pentingnya nilai-nilai Pancasila bagi dunia,” ujarnya.
Solissa menjelaskan Indonesia sebagai negara yang plural bisa menjadi bukti bahwa keberagaman bukan sebuah masalah, jika keberagaman itu dikuatkan dengan nilai-nilai Pancasila yang di dalamnya tercantum ketuhanan, kemanusiaan, persatuan hingga keadilan bagi seluruh umat manusia.
“Kalau ada satu konsep besar yang dijadikan sebagai falsafah negara seperti Pancasila. Saya kira, Pancasila bisa dijadikan sebagai ideologi alternatif bagi negara-negara manapun di dunia ini, termasuk Amerika dan Rusia,” katanya.
Menurut Solissa, Pancasila adalah ideologi bangsa yang digali Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno dari bumi Indonesia.
Di usia 17 Tahun, kata Solissa, Bung Karno sudah memikirkan sebuah platform ideologi yang bisa mempersatukan dan menjembatani segala bentuk keberagaman agama, etnis, wilayah dan juga bahasa di Indonesia.
“Semangat Pancasila masih tetap relevan hingga saat ini. Lima sila; Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Solissa.(fri/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Friederich Batari