Y20 Momentum Kebangkitan Ekonomi Sirkular

Rabu, 08 Juni 2022 – 18:14 WIB
Doc. Gubernur Jabar Ridwan Kamil (Kiri rompi kuning) saat bertemu dengan Yanto Widodo selaku Presdir PT Artha Kartika Putra (kanan). Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Tema circular economy, atau ekonomi sirkular kita tengah menjadi pembahasan hangat di Forum Pra-KTT Ketig79ta Y20 Indonesia.

Bulan Mei lalu, tema ekonomi sirkular untuk mendukung isu planet berkelanjutan dan layak huni dibahas dalam konsep ekonomi linier, dengan pemahaman bahwa manusia mengambil sumber daya alam untuk memproduksi barang yang pada akhirnya akan dibuang.

BACA JUGA: Pra-KTT Y20 2022: Mari Bersama Selamatkan Bumi dengan Ekonomi Sirkular

Para delegasi muda yang hadir dalam menyusun rekomendasi kebijakan, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan kepada pemimpin G20, mengatakan pola buat-gunakan-buang ini hanya memicu konsumsi berlebih dan produksi limbah yang berlebihan.

Mengomentari tema tersebut, Yanto Widodo, Direktur Utama PT Artha Kartika Putra mengatakan sekarang inilah momentum untuk mengubah pola tersebut dengan menerapkan ekonomi sirkular berbasis produksi dan konsumsi berkelanjutan.

BACA JUGA: PT Chandra Asri Terapkan Konsep Ekonomi Sirkular untuk Kelola Sampah

“Kami menyambut gembira meningkatnya kesadaran untuk membangkitkan tema ekonomi sirkular ini,” kata direktur PT AKP, yang memproduksi tutup botol galon Danone Group.

“Saya berharap pada forum Y20 dan G20 kesadaran untuk daur ulang limbah plastik semakin besar. Jadi, tidak hanya dari produsen saja seperti kami,” kata Yanto.

BACA JUGA: BTN Ajak Pengembang Terapkan Sistem Ekonomi Sirkular

Ia menjelaskan jika konsep ekonomi sirkular dapat diterapkan, dari raw material, masuk ke production dan remanufacturing, distribusi, konsumsi, sampai menjadi limbah, dan didaur ulang kembali, maka hal tersebut akan membantu lingkungan, selain juga dapat memberdayakan masyarakat.
Yanto mengatakan, pandangan umum terhadap kemasan plastik bekas pakai adalah bagian dari sampah, kini sudah mulai berubah. Karena, beberapa kemasan plastik bekas pakai mampu didaur ulang.

Sebagai informasi, PT AKP memulai usahanya sejak 1984. Perusahaan ini membuat tutup botol air galon. Tutup galon tersebut dibuat dari bahan HDPE (High Density Polyethylene), atau plastik HDPE wujudnya kaku, keras, buram, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi.

Meski demikian, bahan HDPE masih mudah untuk didaur ulang.
“Mungkin banyak yang tidak menyadari bahwa dari limbah tutup galon plastik dapat didaur ulang menjadi, diantaranya karung beras, asbak dan berbagai kerajinan. Sebagai informasi, hasil produk kerajinan dari daur ulang tutup botol sudah dapat diekspor lho.” Kata Yanto.

PT AKP merupakan salah satu produsen tutup air galon dan juga memiliki molding workshop yang didukung mesin CNC (Computer Numerical Control), milling, CNC Blathe, mesin bubut, mesin grinding dan lain-lain.
Molding workshop milik PTK AKP telah melayani dan memenuhi semua kebutuhan pelanggan akan design kemasan, dan logo.

Selain hal tersebut PT AKP telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000.

Mulai mengembangkan bisnis sejak 38 tahun yang lalu, bisnis PT AKP telah berkembang pesat seiring dengan pemakaian kemasan plastik yang cukup pesat di Indonesia dan dunia. Produk utama PT AKP adalah botol-botol HDPE untuk kemasan Food & Beverages.

Tidak main-main, klien terbesar PT AKP adalah Danone Group. PT AKP membuat tutup galon untuk perusahaan Air Minum Dalam Kemasan tersebut.

Selain Danone, PT Sinar Sosro yang membuat AMDK bermerk Prima juga merupakan klien PT AKP.

“Saya harap forum G20 juga dapat mendorong langkah-langkah pengelolaan terpadu circular economy dengan basis prinsip 3R (reduce-reuse-recycle), sehingga dapat menjadikan sampah plastik memiliki hidup kedua, selain juga menciptakan lapangan pekerjaan bagi banyak orang,” kata Yanto Widodo.

“Perlu adanya kebijakan publik yang mendukung hal ini,” katanya.
Sebagai informasi, menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sampah plastik Indonesia di laut mencapai 6,8 juta ton per tahun.

Dari jumlah tersebut, hanya 10 persen yang didaur ulang dan 20 persen yang berakhir di tempat pembuangan akhir. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler