Ya Ampun! Masih Saja Ribut soal Tuan Rumah Kongres PSSI

Kamis, 25 Agustus 2016 – 07:11 WIB
Suasana KLB PSSI di Ancol, 3 Agustus 2016. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Kota Makassar sudah ditetapkan sebagai tuan rumah kongres pemilihan PSSI, 17 Oktober mendatang. Namun, kontroversi masih terus berlanjut. 

Direktur PSM Makassar, Sumirlan mengungkapkan, resistensi kepada Makassar sebagai tuan rumah kongres sudah seharusnya disudahi. Karena, Makassar sendiri sudah sangat siap untuk menjadi tuan rumah yang baik bagi voters lain. 

BACA JUGA: Atlet Taekwondo Ini Pede Dapat Medali Emas di PON Jabar

“Lagian, Makassar ini kan juga masih termasuk dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), sama saja dengan kota-kota lain di republik ini,” kata Sumirlan. 

“Jadi, buat apa mempermasalahkan status Makassar yang sudah mendapat kepercayaan dari PSSI sebagai tuan rumah kongres nanti,” timpalnya. 

BACA JUGA: Di Balik Kisah Si Bandros, Bus Pengarak Juara Olimpiade Rio 2016

Toh, lanjut Sumirlan, yang merekomendasikan Makassar sebagai tuan rumah kongres tersebut bukan permintaan Makassar sendiri, melainkan dari Asosiasi Provinsi (Asprov) Sulawesi Tenggara saat Kongres Luar Biasa (KLB) yang berlangsung di Ancol, Jakarta, 3 Agustus lalu. Selain itu, semua kepanitiaan kongres nanti akan di drive langsung oleh PSSI. 

“Jadi, status kami sebagai tuan rumah itu hanya nama saja, karena yang bekerja adalah pihak Jakarta (PSSI, Red),” terangnya.

BACA JUGA: Usai Juara Olimpiade, Felipe Bersemangat Bantu Lazio

Mantan pesepak bola nasional itu pun lantas menyebutkan, keputusan anggota Executive Committee (Exco) PSSI yang memberikan kepercayaan kepada mereka sudah sesuai dengan mekanisme organisasi. Sebab, menurut statuta PSSI, penunjukan tuan rumah kongres adalah hak prerogatif dari Exco PSSI. 

Dengan begitu, dia menyarankan agar Kelompok – 85 sebagai mayoritas voters PSSI untuk fokus dengan tema besar mereka yaitu, menjadikan sepak bola tanah bermartabat. 

“Kalau mau jadikan sepak bola tanah air bermartabat, ayo kita kawal sama-sama. Tapi, jangan soal tempat kongres saja, ributnya setengah mati,” tegasnya. 

Di sisi lain, salah satu anggota komite pemilihan, Budiman Dalimunte mengatakan bahwa, sejatinya yang dipermasalahkan oleh mayoritas Kelompok -85 tersebut, bukan kota Makassar sebagai tuan rumah. Melainkan mekanisme Exco PSSI sebelum akhirnya menunjuk salah satu kota terbesar bagian Indonesia Timur itu sebagai lokasi kongres. 

Dalimunte beralasan, karena prinsip penujukan tuan rumah, sudah seharusnya melalui mekanisme open bidding. 

“Seharusnya, sebelum memutuskan Makassar, Exco harus mengumumkan ke voters tentang rencana bidding tuan rumah tersebut. Biar bisa mendengar kesempatan dari daerah lain yang ternyata punya minat yang sama untuk menjadi tuan rumah,” tuturnya. 

Pengusaha asal Medan itu menambahkan, mereka akan terus meminta pertanggungjawaban anggota Exco PSSI atas keputusan mereka tersebut. 

“Kami tidak mempermasalahkan Makassar, tapi mekanisme mereka yang kami kritisi. Jujur saja, integritas anggota Exco PSSI saat ini sedang kami pertanyakan,” tegasnya. (ben)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Conte Sayangkan Timnya tak Bisa Dominan Sepanjang Pertandingan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler