jpnn.com - SAMARINDA - Plt Kabid Penanggulangan Banjir Dinas Bina Marga dan Pengairan Samarinda Rosnayadi Novida mengatakan, watermaster alias alat keruk sungai bakal dievaluasi lagi.
Pasalnya, alat keruk yang dibeli dari Finlandia itu dianggap tak maksimal. Padahal, alat tersebut dibeli seharga Rp 12 miliar. Tak heran, wacana ditender ke pihak ketiga pun mengemuka.
BACA JUGA: 62,7 Persen Siswi SMP tak Perawan, 21,2 Persen Pernah Aborsi
Pekerjaan terakhir yang dilakukan adalah normalisasi Karang Mumus di Gang Nibung dekat Pasar Segiri Samarinda. “Di sana hampir selesai,” ujar Novida beberapa waktu lalu.
Selama ini, pekerjaan watermaster dilaksanakan secara swakelola atau belum dijadikan proyek yang ditender untuk pihak ketiga. Novida mengakui, ada wacana menjalin kerja sama dengan pihak ketiga untuk menggarap proyek pengerukan lebih masif lagi.
BACA JUGA: Nunggu Pelanggan, Didatangi Pria Aneh, Anunya PSK Ini Melepuh
“Memang kemampuan alat kami kurang. Misalnya, mau mengeruk Karang Mumus tapi alat kami tidak cukup, baru kami proyekkan,” kata Novida. (hdd/waz/jos/jpnn)
BACA JUGA: Nyahok Lu! 2 Kontraktor Masuk Daftar Hitam
BACA ARTIKEL LAINNYA... Walah.. Walah.. Penyebaran Limbah Minyak Sudah Parah
Redaktur : Tim Redaksi