Yakin Terminal LNG Atasi Ancaman Krisis Listrik di Bali

Senin, 15 Desember 2014 – 22:12 WIB

jpnn.com - JAKARTA – President Director PT Pertamina Gas (Pertagas), Hendra Jaya meyakini kehadiran pembangunan fasilitas LNG Receiving Terminal di Kawasan Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, akan mampu mengatasi ancaman krisis listrik di Pulau Dewata.

"Pertumbuhan listrik (di Bali, red) tiap tahunnya mencapai 14 persen, tertinggi di Indonesia. Dengan tersedianya pasokan LNG, akan memungkinkan tersedianya energi primer untuk menggerakkan pembangkit listrik di Bali," ujar Hendra Jaya dalam siaran persnya, Senin (15/12).

BACA JUGA: Rini Isyaratkan Tutup Merpati

Hendra menjelaskan, terminal LNG kini sedang dalam persiapan pembangunan dan diperkirakan akan beroperasi tahun 2016.

Pasokan LNG dari infrastruktur tersebut nantinya akan mensuplai kebutuhan energi pembangkit listrik milik PT Indonesia Power, anak perusahaan PLN yang terletak di Pesanggaran, Bali.

BACA JUGA: Rini Ingin Gedung Kementerian BUMN Dibeli Pemprov DKI

Di mana pembangunan Terminal LNG ini adalah bentuk sinergi antar BUMN, antara Pertamina yang diwakili Pertagas, Pelindo III, dan Indonesia Power sebagai user LNG, dan dengan Pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah.

"Pembangkit listrik ini merupakan salah satu dari tiga pembangkit yang ada di Bali selain di Gilimanuk dan Pemaron. Pembangkit yang ada di Pesanggaran merupakan pembangkit terbesar di antara ketiganya," sebutnya.

BACA JUGA: Jelang MEA 2015, Pasar FMCG Indonesia Makin Menarik

Sinergi tersebut, lanjut Hendra merupakan bagian dari upaya pemerintah melakukan konversi BBM ke gas. Melalui konversi ini, selain akan mengurangi ketergantungan penggunaan BBM bagi pembangkit, juga penghematan keuangan negara. "Terutama dalam penyediaan energi, termasuk energi bersih bagi pembangkit di Bali," tutup dia.

Pembangunan terminal LNG ini akan menggunakan konsep land-base terminal dengan kebutuhan area sekitar 5 Ha di kawasan pelabuhan Benoa. PLTDG (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dan Gas) Pesanggaran, berkapasitas 200 MW, yang sementara ini masih menggunakan BBM sebagai sumber energi untuk pembangkitnya.

Dengan adanya terminal LNG ini maka program konversi BBM ke gas dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh pemerintah dan kelangsungan pemenuhan kebutuhan listrik di Bali akan terus berjalan. (chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rini Soemarno Ingin Jual Gedung Kementerian BUMN


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler