jpnn.com - JAKARTA - Aktivis dialog antar-agama Mohammad Monib mengaku khawatir melihat reaksi umat Islam terhadap kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok. Menurutnya, belum waktunya menggelorakan jihad hanya karena kasus yang kini sedang dalam proses hukum itu.
Monib mengatakan hal itu dalam konferensi pers Aliansi Masyarakat Sipil untuk Konstitusi (AMSIK), di Bakoel Koffie Cikini, Jakarta, Sabtu (10/12). Sebelumnya memang ada tiga unjuk rasa besar untuk menuntut Ahok diadili. Yakni Aksi Bela Islam I pada 14 Oktober, Aksi 411 dan Aksi 212.
BACA JUGA: Pengasuh Ponpes Sebut Ahok Tak Menista Agama, Hanya Korban...
"Tiga kali aksi demo umat Islam, saya melihat dari cara pandang instrumen agama, sukses memobilisasi. Tapi belum waktunya ini sebuah jihad, gelora ditumpahkan, apalagi mencium aroma surga," kata Monib.
Sebagai aktivis lintas agama, Monib merasa cemas melihat situasi yang ada. Apalagi dia melihat kejanggalan kasus Ahok tidak hanya dari sisi waktu yang bersamaan dengan Pilkada DKI Jakarta, tetapi juga jauh bagi kepentingan masa depan bangsa.
BACA JUGA: PDIP Terjunkan Tim Baguna Bantu Korban Gempa Aceh
Belum lagi jika melihat pidato-pidato di mimbar Jumat, yang menyuarakan bahwa penegakan hukum syariat Islam sudah waktunya. Kemudian provokasi yang dilakukan ormas-ormas sangat mencemaskan. Terkesan, ada upaya menghidupkan lagi Piagam Jakarta.
"Dugaan penistaan yang dilakukan Ahok, penggunaan mobilisasi massa, hanya jembatan sementara. Yang saya khawatirkan negara ini bubar," tandas aktivis yang mengaku besar di lingkungan Nahdlatul Ulama itu.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Seret Penikmat Uang Dugaan Korupsi e-KTP ke Meja Hijau
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bang Uchok Ungkap Strategi Baru KPK Bongkar Kasus e-KTP
Redaktur : Tim Redaksi