Yakinlah, Pancasila Bisa Membendung Radikalisme

Senin, 30 Mei 2016 – 19:55 WIB
Direktur Deradikalisasi BNPT, Irfan Idris. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencatat berbagai pemicu radikalisme yang memunculkan terorisme. Menurut Direktur Deradikalisasi BNPT, Irfan Idris mengungkapkan, masalah ekonomi bukan penyebab utama seseorang bergabung dengan gerakan radikal.

“Ada banyak faktor pemicu radikalisme,” ujar Irfan saat menjadi pembicara dalam seminar nasional bertema Membangun Program Deradikalisasi Efektif, Upaya Menjaga Kedaulatan NKRI di Jakarta, Senin (30/5).

BACA JUGA: KPK Tanya soal Duit Rp 1,7 Miliar ke Sekretaris MA

Guru besar hukum Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar itu menegaskan, kemiskinan bukanlah faktor tunggal pemicu radikalisme. Irfan lantas menyebut nama Dr Azahari bin Husin sebagai contohnya.

Gembong teroris yang lebih kondang disebut dengan nama Dr Azhari itu sebenarnya sudah mapan secara ekonomi. “Kurang apa dia? Tapi tetap jadi teroris,” katanya.

BACA JUGA: Dirut PLN ke KPK: Karena Banyak Sekali Proyek

Karenanya Irfan menegaskan, radikalisme juga bisa muncul akibat kekecewaan atas berbagai hal. Antara  ketidakadilan ekonomi, politik, sosial, hingga budaya.  

Individu yang kecewa dan mengalami kekosongan ideologi, katanya, akan sangat mudah dicekoki radikalisme. ”Pada individu-individu yang kosong, faktor-faktor itu lalu tumbuh menjadi radikalisme dan berujung pada terorisme,” imbuh Irfan.

BACA JUGA: KPK Masih Gantung Nasib Kajati DKI

Untuk itu, katanya, salah satu cara yang bisa ditempuh guna membendung radikalisme adalah memperkuat pemahaman atas Pancasila, khususnya di kalangan muda. Hanya saja, katanya, upaya itu bukannya hal mudah.

Ia menegaskan, upaya menyebarkan Pancasila memang harus dikemas secara menarik. Pasalnya, banyak pihak yang seolah justru alergi dengan sosialisasi Pancasila karena pengalaman masa lalu di era Orde Baru.

“Harus diakui, ketika menyebut Pancasila, yang terbayang adalah Orde Baru. Yang terbayang adalah penataran P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, red) yang membosankan,” tuturnya.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada! Beginilah Cara Bahrun Naim Gembleng Pengikut demi ISIS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler