jpnn.com, SANAA - Bandara Internasional Hudaida telah jatuh ke tangan pemerintah Yaman. Sabtu (16/6) pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi sukses mematahkan kekuatan militan Houthi di satu-satunya bandara yang terletak di Al Hudaida tersebut. Namun, perang Yaman tidak lantas berakhir. Demikian halnya krisis kemanusiaan di sana.
Melalui akun Twitter resminya, militer Yaman mendeklarasikan kabar kemenangan itu. ”Dengan dukungan pasukan koalisi, angkatan bersenjata Yaman telah membebaskan bandara internasional dari cengkeraman pemberontak Houthi.” Demikian bunyi keterangan tertulis militer Yaman. Dalam ofensif yang berlangsung sejak 3 Juni, pasukan Yaman bertugas menyerang Houthi dari darat.
BACA JUGA: Kisah Dokter Tangannya Dirantai, Kuku Dicabut, Disetrum
Versi lain menyebutkan bahwa pasukan koalisi belum sepenuhnya menguasai bandara. Sebab, bentrokan sengit masih berlangsung di salah satu fasilitas penting Yaman tersebut.
”Pertempuran belum berakhir. Kami masih akan melanjutkan misi untuk membebaskan Hudaida sepenuhnya dari tangan Houthi. Itu akan terwujud tidak lama lagi,” papar Sadek Dawad, jubir Garda Republik Yaman, kepada Associated Press.
BACA JUGA: Ngeri, Pangeran Mohammed Perintahkan Pembunuhan Tokoh Houti
Media pro-Houthi, Al Masirah, menayangkan gambar kerusakan kendaraan militer milik koalisi. Di antaranya truk-truk militer yang terbakar dan mobil lapis baja yang hancur.
Dari Sanaa, Houthi mengumumkan bahwa mereka belum kalah. ”Kemenangan bagi Islam,” seru milisi-milisi Houthi yang berada di ibu kota kemarin.
BACA JUGA: Tokoh Senior Houti Tewas Dihantam Rudal Saudi
Kini, pasukan koalisi bergerak ke arah timur. Jubir militer Yaman yang merahasiakan identitasnya mengatakan, setelah bandara, jalan raya kilometer 16 menjadi target berikutnya.
Jalan yang menghubungkan pusat kota Hudaida dengan bandara tersebut menjadi jalur utama pengiriman logistik Houthi. ”Jika jalan itu bisa kami kuasai, militan Houthi akan terisolasi di sarang mereka,” terangnya.
Militer Uni Emirat Arab (UEA) yang tergabung dalam pasukan koalisi Saudi menyatakan bahwa sebagian personelnya sudah siap di Eritrea.
Bersama pasukan dari Sudan dan juga Yaman, militer UEA yang ada di Eritrea itu ancang-ancang masuk Hudaida. ”Mereka akan mendukung misi pembebasan Hudaida dari negara tetangga,” kata sumber BBC.
Bersamaan dengan itu, Martin Griffiths, utusan khusus PBB untuk Yaman, tiba di ibu kota. Dia mendarat di Bandara Internasional Sanaa dan langsung disambut perwakilan pemerintah dengan pengawalan ketat militer.
Tidak banyak kata yang dia ucapkan dalam kesempatan itu. Dia berharap bisa bertemu perwakilan Houthi dan perwakilan pemerintah untuk membahas krisis kemanusiaan. (hep/c17/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bom Saudi Bunuh 68 Warga Yaman dalam Sehari
Redaktur : Tim Redaksi