jpnn.com - Ratusan warga Kabupaten Pandeglang, Banten, memenuhi Aula Perguruan Mathla’ul Anwar (MA) Pusat Menes pada Jumat (19/8) siang.
Warga yang didominasi para guru di Kantor Pusat MA itu mengikuti Sosialisasi Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika atau yang lebih populer disebut Empat Pilar MPR.
BACA JUGA: Olahraga Akibatkan Seseorang Terkena Serangan Jantung? Begini Kata Pakar
Wakil Ketua MPR Yandri Susanto tampak menguji pengetahuan mereka tentang hafalan Pancasila, sejarah UUD, dan pengetahuan lain mengenai wawasan kebangsaan.
Ada yang lancar menjawab pertanyaan, ada pula yang masih perlu diluruskan. Cara sosialisasi ini membuat suasana menjadi meriah, segar, dan tidak kaku.
BACA JUGA: Arsul Sani Sebut Pidato Ketua MPR soal PPHN Cerminkan Hasil Rapat Gabungan
Yandri mengungkapkan MA mempunyai peran penting dalam sejarah perjalanan bangsa. Sebagai organisasi yang lahir pada 1916 di Menes, Pandeglang, organisasi ini telah banyak berkontribusi bagi bangsa, negara, dan masyarakat.
“Sejarah bangsa tak lepas dari dinamika MA. Banyak tokoh yang terlahir dari organisasi yang kepengurusannya tersebar di seluruh Indonesia ini,’’ ujar alumnus Universitas Bengkulu itu.
BACA JUGA: Menjaga Jantung dan Pola Hidup Sehat ala Mikha Tambayong
Organisasi yang sejak 1936 sudah melakukan muktamar itu mempunyai potensi yang luar biasa.
Dia ingin MA lebih maju, lebih baik, dan tidak dipandang sebelah mata. Tokoh-tokoh MA percaya diri dan lebih meningkatkan kontribusi kepada bangsa, negara, dan masyarakat untuk politik kebangsaan.
“Untuk itu, jangan alergi pada politik,” tegasnya.
Terkait wawasan kebangsaan yang dimiliki MA, Yandri menyebut tak perlu diragukan lagi.
“Wawasan kebangsaan bagi MA sudah selesai”, tambahnya.
Politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini tidak ragu akan wawasan kebangsaan yang dimiliki warga MA.
Yandri tetap mengingatkan agar mereka mengimplementasikan Pancasila dalam keseharian.
“Pancasila jangan hanya dihafal, namun harus diamalkan,” ujarnya.
Bila Pancasila diamalkan maka perasaan iri, dengki, hasut, senang melihat orang susah, susah melihat orang senang, dan menyebar berita hoax, tidak akan terjadi.
Dia mengajak semua untuk menjaga Pancasila.
“Kalau ada yang mau mengubah Pancasila, ya kami lawan,” ucapnya. Ideologi ini lahir dari kesepakatan para founding fathers di mana di antara mereka adalah dari kalangan ulama.
Sebagai bangsa yang terdiri atas berbagai suku, agama, bahasa, budaya, dan tersebar dari Sabang sampai Merauke, Indonesia merupakan bangsa yang beragam.
Keberagaman yang ada menurut Yandri harus dihargai. Sebagai negara kesatuan, seluruh warga Indonesia bisa tinggal di mana saja.
“Orang Lampung bisa tinggal di Banten, Orang Banten bisa tinggal di Lampung,’’ ujarnya.
Bila semua berjalan sesuai dengan Empat Pilar MPR, Yandri yakin harmoni bangsa akan tercipta. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi