jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Yandri Susanto kedatangan dua orang dari green climate international (GCI) di ruang kerjanya Komplek Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta.
Adapun dua tamu tersebut ialah Chairman of The Board GCI Fahad Attamimi dan stafnya Roland.
BACA JUGA: Yandri Susanto Ungkap Strategi PAN Kejar Target 65 Kursi DPR, Zulhas Sampai Turun Gunung
Kedatangan mereka ke Indonesia untuk memberikan penghargaan atas kepeduliannya terhadap isu lingkungan hidup yang selama ini Yandri lakukan.
GCI adalah organisasi yang bergerak, konsen, dan peduli pada masalah lingkungan hidup.
Organisasi yang berlokasi di Harry Banninkstraat 52, 1011 DD Amsterdam The Netherlands itu merupakan salah satu komunitas lingkungan hidup dunia.
BACA JUGA: KIB Disindir, Yandri Tak Terima Lantas Bilang Begini
Meski berada di Eropa, tetapi tokoh GCI adalah orang-orang Indonesia.
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu memberikan apresiasi kepada pimpinan GCI.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan GCI yang sudah datang dari Belanda,” ujarnya.
BACA JUGA: Biaya Haji 2023 Batal Diumumkan Malam Ini, Yandri: Insyaallah, Besok
Dia bangga sebagai salah satu orang Asia dan Indonesia yang diakui oleh organisasi tersebut yang mampu menginisiasi masyarakat berperan dalam lingkungan hidup.
Pria asal Bengkulu itu mengakui sejak kecil sudah peduli pada masalah lingkungan hidup.
Di kampung halamannya, di Kedurang, Kabupaten Bengkulu Selatan, dia sudah mengkampanyekan Gerakan menanam pohon dan menjaga kebersihan di tempat-tempat publik seperti pemandian umum.
“Ketika masyarakat belum paham akan pentingnya lingkungan yang lestari dan hijau, saya sudah melakukan aksi nyata tentang lingkungan,” ujarnya.
Dia mengatakan akan terus mendukung GCI. Dirinya berharap semua komponen dan stakeholder yang ada di Indonesia perlu menyambut baik kehadiran organisasi itu.
“Jangan sampai ada kecurigaan dan penghalangan terhadap organisasi apapun,” tuturnya.
Yandri menambahkan pihanya wajib mendukung organisasi seperti ini. Sebab, cita-citanya sangat mulia, yakni bagaimana lingkungan terselamatkan yang ujungnya pada keselamatan manusia sebagai penghuni di muka bumi ini.
“Paru-paru dunia, kan, ada di Indonesia,” tegasnya.
Menurut Yandri penghargaan yang diberikan menjadi pemacu dan pemicu untuk bagi dirinya untuk terus berkonsentrasi dan berkontribusi kepada lingkungan.
“Saya meminta dan memanggil kepada seluruh anak bangsa untuk satu nafas, gerakan, dan jiwa bahwa sejatinya lingkungan itu harus diselamatkan,” tegasnya.
Dia mengingatkan menyelamatkan lingkungan sejatinya sama hal menjaga diri sendiri.
“Kalau kita berkhidmat untuk menyelamatkan lingkungan sejatinya menyelamatkan jiwa kita sendiri,” kata dia.
Kedatangan GCI ke Indonesia, kata dia, sangat tepat. Dia berharap organisasi ini bisa bekerja sama dengan Pemerintah, Lembaga negara, LSM, dan pihak-pihak yang peduli pada lingkungan hidup.
“Saya harap demikian sebab cita-cita kita bagaimana menekan laju kerusakan lingkungan bisa terjadi,” paparnya.
Lebih lanjut dikatakan bersama dengan GCI recovery lingkungan yang sudah rusak. Dikembalikan ke fungsinya. Bila tidak ada orang yang peduli untuk perbaikan maka dunia akan menuju ke kegelapan.
“Maka sekali lagi saya berterima kasih kepada GCI yang punya kepedulian yang luar biasa,” ujarnya.
Menurutnya, GCI dibentuk untuk mendukung kelestarian lingkungan hidup di dunia. Diakui kerusakan lingkungan hidup yang ada sudah demikian parah.
Untuk itu, GCI bergerak agar bagaimana masalah recovery hutan, air, dan yang lainnya bisa tercipta.
Dirinya senang ketika pemerintah tengah membangun green energy, mobil listrik, dan langkah-langkah penyelamatan lainnya yang semuannya bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan polusi.
GCI datang ke Indonesia untuk mencari dukungan sebab negara ini saat ini memiliki peran yang penting dalam percaturan dunia. Dukungan dari Indonesia disebut sangat strategis.
“Indonesia wilayahnya sangat luas sehingga peran yang ada sangat dibutuhkan dunia,” paparnya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Usulkan Biaya Haji 2023 Rp 69 Juta, Yandri Susanto: Itu Belum Final
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian