Yang Dicari Bukan Tokoh Islam tapi Sosok yang Jujur

Kamis, 29 Agustus 2013 – 22:19 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Calon Presiden (Capres) yang berasal dari tokoh Islam dinilai tidak akan memiliki elektabilitas yang mumpuni. Apalagi jika tokoh Islam yang di maksud salah satu dari ketua umum partai politik Islam yang ada di Indonesia saat ini.

Penilaian tersebut dikemukakan Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin, menyikapi wacana koalisi partai Islam yang digagas Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam rangka mengusung capres dari tokoh Islam.

BACA JUGA: Bos Lion Air Ingin Nyapres 2019

Menurut Said, secara umum wacana koalisi merupakan sesuatu yang wajar. Apalagi sebagai negara mayoritas berpenduduk muslim, ide tersebut tentu tidak berlebihan. Hanya saja sebelum menentukan pilihan, koalisi dinilai perlu melakukan pengkajian secara mendalam.

“Saat ini memang masih ada kehendak publik memilih capres muslim. Namun tidak harus seorang tokoh Islam, cukup yang beragama Islam. Makanya kalau prediksi dari PPP yang meyakini capres dari tokoh Islam mampu melampaui Jokowi, ini yang saya ragu. Apalagi tokoh yang di maksud salah satu dari ketua umum parpol yang berkoalisi. Elektabilitas mereka relatif rendah. Setidaknya begitu menurut hasil survei,” ujarnya di Jakarta, Kamis (29/8).

BACA JUGA: Cak Imin Juga Minta Timses Tongkrongi Balai Desa

Hal lain yang perlu menjadi pertimbangan, parpol yang bergabung dalam koalisi nantinya menurut Said juga perlu mengetahui bahwa konstelasi politik Indonesia saat ini sudah sangat jauh berbeda. Kekuatan partai berbasis agama tidak lagi sekuat dulu.

Peta politik antara Islam dan nasionalis sudah sangat jomplang. Ini terlihat dari perolehan suara partai Islam yang terus mengalami penurunan sejak pemilu 2004 lalu.

BACA JUGA: Jurkam Calon Anggota DPD Harus Didaftarkan ke KPU

“Jadi saya kira hal-hal seperti ini perlu menjadi pertimbangan bagi parpol-parpol Islam. Apalagi pada Pilpres 2014 nanti pemilih juga akan keluar dari alasan primordial dalam memilih pemimpin. Mereka sudah malas memperdebatkan dikotomi Islam atau nasionalis. Bagi mereka pemimpin yang bersih, jujur, memiliki rekam jejak baik, mengayomi, bersahaja, dan selalu dekat dengan rakyat, jauh lebih penting untuk dijadikan sebagai pertimbangan dalam memilih capres,” ujarnya.(gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Calon Anggota DPD 945 Orang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler