YAPPIKA: 36 Persen SD Negeri tidak Memiliki Toilet yang Layak

Minggu, 02 Mei 2021 – 19:04 WIB
Sebanyak 85 sekolah di DKI Jakarta mulai melaksanakan uji coba pembelajaran tatap muka, besok Rabu (7/4). Ilustrasi anak sekolah. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Bertepatan Hari Pendidikan Nasional, Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat (YAPPIKA-ActionAid) menyuarakan pendidikan inklusif dan mewujudkan sekolah aman bagi para pelajar di Indonesia.

"Rangkaian kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hardiknas ini saya harapkan dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai ajang pembelajaran dan sarana diskusi yang berkualitas untuk mempromosikan tata kelola dan akuntabilitas yang baik di sektor pendidikan di Indonesia," kata Direktur Eksekutif YAPPIKA-ActionAid Fransisca Fitri dalam siaran pers, Minggu.

BACA JUGA: Hardiknas, Krisis Kebangsaan, dan Pendidikan Nasional Indonesia

Lebih lanjut, menurut data hasil penelitian YAPPIKA-ActionAid di enam kabupaten/kota menunjukkan bahwa hampir 250 ribu atau satu dari lima ruang kelas SD Negeri di Indonesia dalam kondisi rusak, rawan roboh, lembab, dan berdebu.

Kondisi tersebut menempatkan satu dari lima anak SD setiap hari terancam bahaya belajar di ruang kelas yang rusak.

BACA JUGA: Keponakan Menginap di Rumah, Paman Cabul Beraksi, Hemm

Data yang diolah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga menunjukkan bahwa setidaknya ada 150 ribu SD berada di kawasan rawan bencana.

Sebanyak 36 persen SD Negeri di Indonesia juga tercatat tidak punya toilet yang layak.

BACA JUGA: Hardiknas 2021: Ketum PGRI Sentil Kesejahteraan Guru dan Kegaduhan Pendidikan

"Dengan dukungan penuh para mitra kerja kami di daerah, Uni Eropa serta dukungan korporasi dan dana publik, 5.362 anak-anak di 92 sekolah dampingan sudah merasakan fasilitas pendidikan yang lebih baik dan bisa belajar dengan nyaman di kelas. Namun begitu, perjuangan masih panjang karena masih ada ribuan sekolah dengan kondisi tidak layak," kata Fransisca.

YAPPIKA-ActionAid pun menyelenggarakan rangkaian kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan publik mengenai pendidikan inklusif.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah diskusi publik secara daring, pameran virtual dan talkshow TV yang bertujuan untuk menginformasikan capaian kerja-kerja advokasi YAPPIKA-ActionAid bersama mitra-mitra di berbagai daerah.

Rangkaian kegiatan berlangsung mulai 24 April 2021 untuk pameran virtual, dilanjutkan dengan diskusi publik secara daring pada tanggal 1 dan 2 Mei 2021 melalui saluran Zoom.

Pameran virtual sebagai pembuka rangkaian kegiatan akan menampilkan foto-foto kondisi sekolah di enam wilayah kerja YAPPIKA-ActionAid.

Mencakup Kabupaten Kupang dan Sumba Barat di Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Bima di Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Pandeglang dan Serang di Banten, Kabupaten Bogor di Jawa Barat, dan Kabupaten Sambas di Kalimantan Barat.

Pameran foto akan memotret kondisi sekolah sebelum pendampingan pelaksanaan program dan pascapendampingan program berjalan, serta keterlibatan aktif anggota komunitas sekolah.

Pameran virtual akan berlangsung hingga 1 November 2021.

Selain itu, rangkaian kegiatan itu juga ditujukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat umum agar turut peduli dan secara nyata membantu mewujudkan pendidikan inklusif melalui berbagai kegiatan penggalangan dana.

Salah satu kegiatan yang telah berlangsung adalah event virtual ride bertajuk Ride 4 Change.

Masyarakat dapat memberikan dukungan nyata untuk membantu dengan bersepeda.

Ride 4 Change sendiri telah dibuka pendaftarannya hingga 30 Mei 2021. (ant/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Wuling Umumkan Harga Baru Almaz RS Per Mei 2021, Berikut Daftarnya


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler