jpnn.com, JAKARTA - Yayasan Bakti Barito melalui Yayasan Bakti Pendidikan Unggul (YBPU) dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) selama 3 tahun.
Kesepakatan ini menjadi dasar bagi kedua belah pihak untuk menguatkan sistem pendidikan di Indonesia.
BACA JUGA: Kemendikbudristek Dorong Pelestarian Sungai Berbasis Budaya lewat Ekspedisi Batanghari
"Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan dapat terbangun kemitraan yang lebih erat antara kedua belah pihak guna mendukung prioritas pendidikan nasional," kata Direktur Eksekutif Yayasan Bakti Barito Fifi Setiawaty Pangestu dalam keterangan resminya, Senin (14/8).
Tujuan utama MoU ini adalah untuk meningkatkan upaya bersama dalam memperkuat kompetensi berbagai ujung tombak pendidikan seperti pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru yang merupakan agen transformasi dalam sistem pendidikan di Indonesia.
BACA JUGA: Gandeng Kemendikbudristek, Kao Indonesia Gelar Program Edukasi Kesehatan di Sekolah
Penguatan kompetensi ini, diharapkan dapat mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.
Inisiatif ini, terang Fifi Setiawaty, mendorong tumbuhnya komunitas praktisi dalam lingkup sekolah, kelompok kerja guru, kelompok kerja kepala sekolah, dan kelompok kerja pengawas sekolah.
BACA JUGA: Indonesia jadi Incaran Kampus-Kampus Asing, Ini Harapan Kemendikbudristek untuk UT
Sehingga keberadaannya bisa menjadi wadah untuk melakukan refleksi, meningkatkan kompetensi, dan merencanakan perbaikan secara rutin.
"Dengan memberikan mereka keterampilan dan pengetahuan yang inovatif serta menciptakan lingkungan kondusif untuk berbagi dengan rekan sejawat dalam komunitas praktisi tersebut, mereka dapat menginspirasi dan menumbuhkan semangat belajar sepanjang hayat dalam diri mereka dan pada akhirnya pada peserta didik," tuturnya.
Harapannya, tambah Fifi Setiawaty, para peserta didik menjadi individu yang memiliki nilai-nilai Pancasila dan memiliki rasa cinta terhadap belajar, sehingga lebih siap menghadapi tantangan dan perubahan zaman.
MoU ini memperkuat kemitraan antara Yayasan Bakti Pendidikan Unggul dan STIR Education sejak 2022.
Melalui kolaborasi ini, kedua organisasi bekerja sama untuk menghidupkan kembali motivasi intrinsik sehingga pengawas sekolah, kepala sekolah, guru, dan peserta didik termotivasi untuk belajar dan meningkatkan diri.
"Ini menjadi kebanggaan bagi STIR Education untuk bekerja sama dengan Bakti Barito dalam memperkuat sistem pendidikan di Indonesia," ujar CEO of STIR Education Girish Menon.
Penandatanganan MOU antara Yayasan Bakti Barito dan Kemendikbudristek adalah tonggak yang membuka jalan untuk mendukung prioritas nasional yang terwujud dalam nilai-nilai Pancasila. Dengan membangun ekosistem yang kondusif, Girish Menon yakin para guru akan memiliki motivasi tinggi sehingga hasil belajar peserta didik dan pengalaman belajar mereka akan meningkat.
"Kami berterima kasih kepada MOECRT karena telah memberikan kepercayaan mereka kepada kami dalam misi yang sangat penting ini," terangnya.
Lebih lanjut dikatakan Fifi Setiawaty Pangestu, pendidikan adalah dasar untuk mencapai kemajuan dalam masyarakat.
Yayasan Bakti Barito menyambut kemitraan ini untuk memberdayakan sistem pendidikan Indonesia, bekerja bersama Kemendikbudristek dan STIR Education.
"Sebagai bagian dari Grup Barito Pacific, kami percaya bahwa pentingnya berinvestasi dalam pendidikan mencakup dua hal, pertama, untuk memastikan kualitas sumber daya manusia di masa akan datang," ucap Fifi Setiawaty.
Kedua, sambungnya, untuk membangun dasar kuat bagi para siswa, melengkapi mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berkembang dalam dunia yang senantiasa berkembang. (esy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad