Yayasan KEHATI dan Mamah Oday Kompak Dorong Pemanfaatan Obat Nusantara

Kamis, 02 Mei 2024 – 10:17 WIB
Yayasan KEHATI meresmikan Tugu Kalpataru di Taman Herbal Kebun Tanaman Obat (KTO) Sari Alam di Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung Jawa Barat. Foto dok. KEHATI

jpnn.com, JAKARTA - Yayasan KEHATI meresmikan Tugu Kalpataru di Taman Herbal Kebun Tanaman Obat (KTO) Sari Alam di Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Tugu Kalpataru ini dibangun sebagai simbolis dari penghargaan Kalpataru 2018 yang diterima Oday Kodariyah alias Mamah Oday pada kategori Perintis Lingkungan Pelestari Sumber Daya GenetikTanaman Obat.

BACA JUGA: Yayasan KEHATI Menggandeng Mahasiswa UMN, Hijaukan Kampung Nelayan 

Kontribusi Mamah Oday dalam melestarikan dan memperkenalkan tanaman obat nusantara sangat besar. Sejak lama Mamah Oday tak kenal lelah memberikan edukasi dan pelatihan tentang pemanfaatan obat tradisional kepada khalayak luas. 

Semangat ini sejalan dengan pengembangan program bioprospeksi yang dijalankan oleh Yayasan KEHATI. 

BACA JUGA: PPPK Orang-orang Terpilih, tetapi Kontrak Kerja Dievaluasi Berkala

Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos mengatakan suatu kehormatan Yayasan KEHATI bisa diberikan kepercayaan untuk meresmikan Tugu kalpataru Oday Kodariyah ini. Tugu ini merupakan simbol perempuan pejuang lingkungan dan tanaman obat di Indonesia. 

"Hal ini tentunya menjadi salah satu momentum dalam memperkenalkan tanaman obat nusantara dan khasiatnya untuk menjadi primadona dan mendukung pembangunan berkelanjutan karena dapat melindungi keanekaragaman hayati Indonesia, serta melindungi kearifan lokal,” tutur Riki Frindos dalam keterangannya, Kamis (2/5). 

BACA JUGA: Brigadir RA Tewas Bunuh Diri, Kapolri Singgung soal Motif

Dia melanjutkan peresmian Tugu Kalpataru ini merupakan lanjutan dari kegiatan yang pernah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya antara Yayasan KEHATI dan Mamah Oday, terutama pada kegiatan edukasi jenis tanaman obat dan pemanfatannya. 

Ke depannya, Yayasan KEHATI berencana mendukung kegiatan yang dikelola Mamah Oday, antara lain inventarisasi pengetahuan tradisional, eksplorasi sumber daya genetik, serta koleksi spesimen. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model bagi perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan sumber daya genetik lokal dan pengetahuan tradisional dalam pemanafaatan berkelanjutan tanaman obat. 

Sampai saat ini sudah terdapat lebih dari 900 jenis tanaman obat, 418 spesimen koleksi tanaman obat dari 102 famili (suku) dan 341 spesies yang sudah dikoleksi di Kebun Tanaman Obat (KTO) Sari Alam dengan luasan /- 5 hektare.

Selain gencar mempromosikan khasiat dari tanaman obat nusantara, Mamah Oday juga aktif mempelajari beragam seluk beluk tanaman obat, baik secara tradisional atau ilmiah. 

Mamah Oday menuturkan untuk menambah keahliannya, dia pernah menempuh beragam pendidikan pelatihan, mulai dari tanaman obat profesional, tanaman obat kelas pengobatan, diagnosis penyakit dengan cara kedokteran kelas pengobatan herbal, dan meramu jamu sesuai diagnosa kedokteran.

Semangat ini yang membuat KTO Sari Alam menjadi pusat konsultasi dan pengobatan berbasis tanaman obat di Indonesia. Tidak hanya pasien dari dalam negeri, pasien dari luar negeri pun turut berdatangan. 

Mamah Oday memanfaatkan kebun tanaman obatnya sebagai kebun koleksi, produksi dan klinik tanaman obat. Artinya, kebun tersebut memiliki 3 fungsi, yaitu pelestarian, pengambangan dan pemanfaatan. 

Riki mengatakan Indonesia harus dapat memanfaatkan potensi bioprospeksi Indonesia yang sangat tinggi. Dalam perkembangannya, nilai ekonomi bioprospeksi diperkirakan mencapai USD 500 miliar per tahun yang mencakup sektor farmasi, produk pertanian, tanaman hias, kosmetik, dan berbagai produk bioteknologi lainnya.

Lebih lanjut dikatakan Riki, keberhasilan bioprospeksi bergantung pada informasi awal yang didapat dari masyarakat lokal (local knowledge) yang secara turun temurun memanfaatkan sumber daya keanekaragaman hayati untuk berbagai kebutuhan.

"Tak kalah penting, masyarakat harus mendapat manfaat dan memberi persetujuan terhadap pengembangan produksi bioprospeksi ini, sehingga tidak terjadi pembajakan kanekaragaman hayati (biopiracy),” terang Riki. (esy/jpnn)


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler