YBKB Meluncurkan Program SMILE, Puluhan Anak Yatim Berbagi Senyum dengan Difabel

Minggu, 01 Oktober 2023 – 17:04 WIB
Melalui kegiatan SMILE, YBKB mengajak 50 anak yatim binaan untuk berbagi senyum dan santunan kepada 100 anak difabel di YDKI. Foto Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Yayasan Bangun Kecerdasan Bangsa (YBKB) kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun kepedulian sosial di tengah masyarakat. 

Salah satunya dengan mengadakan kegiatan SMILE (Semua Miliki Kelebihan) di Yayasan Disabilitas Kreatif Indonesia (YDKI), Cakung, Jakarta Timur. 

BACA JUGA: 6 WNI Gowes dari Inggris ke Belanda demi Galang Dana bagi Anak Yatim & Duafa

Mengusung tagline 'Bangunkan Jiwa, Cerdaskan Bangsa', YBKB berkomitmen menciptakan masyarakat yang cerdas dan peduli. 

Melalui kegiatan SMILE, YBKB mengajak 50 anak yatim binaan untuk berbagi senyum dan santunan kepada 100 anak difabel di YDKI.

BACA JUGA: Mempererat Silaturahmi, Wartawan Jakarta Selatan Bantu Puluhan Anak Yatim

Harapannya, kegiatan ini tidak hanya memberikan bantuan kepada penyandang disabilitas, tetapi juga menjadi sarana untuk menambah wawasan dan kreativitas bagi anak-anak yatim binaan maupun difabel.

Dirut LAZ BKB Heris Bhimocahyoadhi menyatakan setiap anak memiliki keunikan dan potensinya masing-masing.

BACA JUGA: 3.000 Anak Yatim dan Duafa di Samarinda Terima Bantuan

"Dengan SMILE, kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa anak-anak difabel juga memiliki kelebihan yang patut untuk dihargai," ucap Heris di Jakarta, Sabtu (30/9).

Kegiatan ini, lanjutnya, menjadi awal dari banyak interaksi yang membangun kepercayaan diri dan mempererat tali kebersamaan di antara anak-anak difabel.

Pada kesempatan sama, Ketua YDKI Osmiyati Afarindra N mengapresiasi langkah yang diambil YBKB melalui program SMILE.

"Kegiatan ini bukan hanya membantu secara materi, tetapi lebih dari itu, menumbuhkan rasa percaya diri dan keterlibatan sosial bagi anak-anak difabel kami," kata Osmiyati.

Data Kemenko PMK pada Juni 2022 menunjukkan bahwa terdapat 2.197.833 anak penyandang disabilitas pada rentang usia 5-19 tahun di Indonesia. 

Menurut Psikolog dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Tri Puspitarini, anak-anak ini sering menghadapi berbagai masalah, termasuk akademik, konsep diri negatif, keluarga, keuangan, komunikasi, pergaulan, serta akses pelayanan kesehatan.

Konsep diri negatif menjadi salah satu masalah utama yang sering luput dari perhatian. Stigma negatif masyarakat terhadap penyandang disabilitas masih sangat kental. Namun, banyak contoh inspiratif dari penyandang disabilitas yang telah meraih prestasi tinggi.

Contohnya, CEO General Electric Indonesia Handry Satriago; Surya Sahetapy, dosen di Rochester Institute of Technology (RIT), New York; dan penyanyi Putri Ariani.

Lebih lanjut Osmiyati berharap kegiatan semacam ini menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk terus mendukung keberagaman dan inklusivitas di Indonesia. (esy/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
SMILE   YBKB   Difabel   anak yatim  

Terpopuler