jpnn.com, JAKARTA - Ketua Organizing Committee (OC) NU Women Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid mengatakan pembentukan NU Women merupakan langkah progresif NU dalam menyikapi isu-isu perempuan.
Hal ini disampaikan dalam acara NU Women Festival, di Ballroom Utama, Graha Pertamina, Jl. Medan Merdeka Timur Jakarta Pusat, Sabtu (15/10).
BACA JUGA: Kemendes PDTT Gelar Lomba Kades Perempuan Berprestasi
"Kerja nyatanya adalah mengatasi masalah yang berkaitan dengan perlindungan perempuan dan anak. Saat ini KDRT, pelecehan seksual masih menjadi masalah nyata masyarakat," kata Yenny.
Dia menyebutkan NU Women juga akan melakukan pembangunan kapasitas para Ibu Nyai dan aktivis perempuan terutama di lingkup pesantren maupun masyarakat untuk bisa membantu mengatasi masalah tersebut.
BACA JUGA: Perempuan-perempuan Asal Indonesia Berusia di Bawah 40 Tahun Ini Mencetak Prestasi di Australia
"Lalu pembentukan satgas juga dengan mandat membentuk mekanisme pencegahan maupun penanganan kekerasan terhadap perempuan dan anak," lanjutnya.
Tak hanya itu, NU Women juga akan melakukan langkah nyata dalam penanganan perubahan iklim.
Langkah itu akan dimulai dengan pembentukkan pengerak hijau di kalangan pesantren untuk mencegah perubahan iklim yang lebih parah lagi.
"Ketiga, soal penguatan peran perempuan dalam bidang sosial, ekonomi, budaya, politik dan keagamaan," jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyebutkan NU Women menjadi tempat peleburan berbagai elemen perempuan di organisasi keagamaan terbesar di Indonesia itu.
"Nah, ini jadi tempat meleburnya semua konstituen gerakan NU untuk membangun suatu model yang bisa menampung partisipasi mereka semua dalam agenda ke depan," kata Gus Yahya.(mcr8/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Kenny Kurnia Putra