jpnn.com, VALLETTA - Indonesia bersama tujuh negara lainnya telah menginisiasi pembentukan Global Council for Tolerance and Peace (GCTP) atau Dewan Toleransi dan Perdamaian Global. Dewan itu merupakan platform internasional yang terbentuk sebagai respons atas meningkatnya ancaman ekstremisme, intoleransi rasial dan kejahatan intelektual.
Dewan Toleransi dan Perdamaian Global secara resmi terbentuk pada Kamis lalu (2/11) di Malta. Sedangkan dewan pendirinya adalah Amerika Serikat, Argentina, Uni Emirat Arab, Comoros, Albania, India, Mesir dan Indonesia.
BACA JUGA: Beginilah Cara Menghitung Kenaikan UMP
“Kita semua telah terpengaruh oleh ancaman-ancaman seperti itu. Bahkan kadang kita tak merasa aman berjalan di jalan, kita tak tahu apa yang akan terjadi dalam sepuluh atau 15 menit kemudian,” ujar Presiden GCTP Ahmed Bin Mohammad Al-Jarwa sebagaimana dikutip Times of Malta.
Nantinya, GCTP akan mempromosikan budaya toleransi guna mewujudkan perdamaian. Harapannya, delapan negara dewan pendiri GCTP bisa menularkan pengalaman dalam membangun toleransi.
BACA JUGA: Tenang, Tetap Boleh Punya Lebih dari Satu Nomor Ponsel
“Kami butuh pengalaman dan pengaruh mereka untuk membantu kami menyebarkan budaya kerja sama yang terlepas dari masalah kepercayaan. Terlepas dari perbedaan-perbedaan, ada satu faktor umum di antara kita, yakni kita esmua manusia,” tegasnya.
Wakil Indonesia pada forum itu adalah Direktur Wahid Institute Zannuba Ariffah Chafsoh. "Kami berhimpun untuk membangun cinta dan toleransi bersama dan untuk menyebarkan budaya damai di seluruh dunia," kata tokoh perempuan yang kondang disapa dengan panggilan Yenny Wahid itu.
BACA JUGA: Hakim Cecar Setnov soal Uang e-KTP, Inilah Jawabannya
Misi GCTP juga sejalan dengan kebijakan pemerintah Malta. Perdana Menteri Malta Joseph Muscat menyatakan, kini saatnua semua pihak menerima perdamaian.
“Ada kebutuhan untuk mengatasi kerusuhan yang telah disaring di seluruh dunia dan juga kebutuhan untuk menangani masalah orang kekhawatiran tentang ini,” tuturnya.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-banda (PBB) Antonio Gueteres menambahkan, dunia menghadapi banyak tantangan, konflik, ketidaksetaraan, intoleransi mematikan dan ancaman keamanan, termasuk senjata nuklir. Karena itu, ancaman-ancaman tersebut harus diatasi.
"Kami memiliki alat dan kemauan untuk mengatasi tantangan ini, terutama karena ancaman melampaui batas negara-negara yang bersangkutan. Memastikan hak asasi manusia dan martabat manusia untuk semua membangun dunia perdamaian dan keadilan yang abadi," ujar mantan perdana meteri Portugal itu.(timesofmalta/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tol Becakayu Beroperasi, Anak Buah Zulkifli Hasan Ikut Happy
Redaktur & Reporter : Antoni